Kamis 15 Nov 2012 16:16 WIB

Solo akan Dikembangkan Sebagai Kota Pendidikan Inklusi

Rep: edi setyoko/ Red: Taufik Rachman

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO-- Solo akan dijadikan sebagai kota inklusi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Pemberian status ini sebagai apresiasi kepada Pemkot Solo yang berhasil menangani pendidikan kepada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang ada diwilayahnya.

Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Mujito, menyatakan penanganan yang dilakukan oleh Pemkot Solo terhadap ABK dan difabel atau penyandang cacat layak diapresiasi.

“Pendidikan itu menjadi hak setiap masyarakat tanpa kecuali. Harapannya, dengan menjadi kota inklusi, semua anak-anak ABK yang belum mendapatkan layanan pendidikan bisa terserap semuanya,” tutur Mujito kepada wartawan, di Solo.

Di Indonesia saat ini masih ada sekitar 70 persen ABK yang belum mendapatkan layanan pendidikan secara formal di sekolah. “Saat ini yang terserap baru 30 persen. Masih 70 persen yang belum terserap. ABK masih disimpan oleh orangtuanya dalam rumah. Ini yang harus jadi fokus perhatian kita,” ungkapnya.

Melalui program inklusi ini, tutur Mujito, semua sekolah yang ada di Kota Solo mulai tahun depan wajib menerima siswa ABK yang mendaftar di sekolah tersebut. Sebagai konsekuensinya, tiap sekolah akan ditambah guru Pendidikan Luar Biasa (PLB) yang menjadi pendamping siswa ABK.

Kepala Dinas Pendidikan Pemudan dan Olahraga (Dikpora) Kota Solo, Rachmat Sutomo, menjelaskan, saat ini di Kota Solo sudah ada 13 sekolah mulai dari SD, SMP, sampai SMA yang menjadi pilot project pelaksanaan pendidikan inklusi. Terkait penganggaran ABK, ter-cover secara penuh dalam APBD melalui program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta (BPMKS).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

The Best Mobile Banking

1 of 2
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement