REPUBLIKA.CO.ID,MINAHASA--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh mengatakan, perubahan kurikulum tergantung kebutuhan, karena pendidikan bukan untuk masa kini, tapi masa depan.
"Ganti menteri bukan berarti harus mengubah kurikulum. Bukan berarti juga tidak. Tergantung kebutuhan. Jangan sampai kurikulum tidak pernah berubah. Tidak berubah malah aneh. Tidak masalah kurikulum berubah asal ada rasionalitas," kata menteri saat membawakan sambutan pada pelaksanaan Sosialisasi Kurikulum Nasional 2013, di Kantor Pusat Universitas Negeri Manado (Unima), Minahasa, Sabtu.
Menteri mengatakan, perubahan atau pengembangan kurikulum harus dilakukan karena tantangan masa depan yang terus berubah, sebab pendidikan anak sekolah dasar saat ini bukan untuk dirinya sekarang.
Jauh lebih penting menurut menteri, 10 sampai 15 tahun ke depan, anak didik menikmati kesuksesan meskipun zaman harus berubah.
Karena itu kata menteri, hal paling mendasar yang harus disiapkan adalah kreatifitas, sebab masa depan bisa diselesaikan dengan kreatifitas, inovasi dan produktif yang didasarkan pada nilai-nilai kemuliaan dan kebangsaan.
"Sikap, keterampilan dan pengetahuan harus dijawab dengan kurikulum sehingga berjalan seimbang. Karena itulah terkait dengan pengembangan kurikulum 2013 ini, ada tim yang akan ke Manado untuk melakukan uji publik," kata menteri.
Dia mengatakan, penelitian di Universitas Harvard mempublikasikan bahwa kreatifitas bisa didapatkan dua per tiga lewat pendidikan, dan sepertiganya lewat genetik.
Artinya menurut menteri, peran tenaga kependidikan dalam membentuk pribadi yang kreatif sangat terbuka karena porsi dua per tiga yang diberikan terbuka lebar.
Sementara itu, terkait dengan intelijensi satu per tiganya didapatkan dari pendidikan, sementara dua per tiga melalui genetik.
"Karena itulah kurikulum baru didesain untuk menumbuhkan kreatifitas anak setinggi-tingginya," kata menteri.
Sosialisasi ini dihadiri Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Utara Djouhasi Kansil, jajaran pejabat kementerian, Rektor Unima P Tuerah, Rektor Unsrat Donald Rumokoy, Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Sulut Jhonny Runtuwene, kepala dinas, guru dan kepala sekolah.