Senin 03 Dec 2012 10:00 WIB

Disiplin Waktu Kecil atau Ketika Besar..?

ilustrasi
Foto: Republika
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,

“Ini handuk siapa, ditaruh sembarangan..?” ibu Ratih bertanya pada ketiga anaknya dan semua menggeleng. “Subhanallah masa kagak ada yang mengaku, ayuk jujur saja, ibu gak marah kok,” lanjut ibu Ratih. Kalimat ibu yang mengatakan tidak akan marah, membuat mereka saling bertatapan dan akhirnya si sulung mengaku bahwa handuk itu yang dipakainya. “Oke, hari ini gak papa, cuma besok ibu mau kamu taruh handuk itu ditempatnya setelah kamu pakai yaa, jangan sembarangan taruh, ”ibu mengingatkan Ilman sang kakak yang hanya menggangguk.

 

Disiplin.. sebetulnya mudah bagi kita untuk disiplin. Pada prinsipnya disiplin itu hanya bila mengambil maka kembalikan, bila memakai maka letakkan kembali pada tempatnya, bila membuka pintu maka tutup kembali, bila menyalakan lampu ruangan maka ketika keluar dimatikan, simpel saja namun hal simpel seperti itu belum terbiasa dilakukan oleh kita, dari sejak anak-anak sampai dewasa. Bila anak sudah dewasa, maka sudah terlanjur tidak disiplin sehingga susah untuk menyuruhnya disiplin, dan ketika itu timbul pikiran, “yaa sudah besar sih yaa, jadi sudah susah diajarin, coba dari kecil, pasti sudah besarnya gak susah lagi dan terbiasa.”

Namun kenyataannya anak-anak yang masih kecil pun sering kali tidak juga dibiasakan untuk disiplin dengan pemikiran, “akh masih kecil, belum bisa apa-apa, nanti salah lagi,“ atau “akh masih kecil, jangan terlalu banyak beban, nanti saja kalau sudah besar akan diajarkan,” atau yang umum dipandang adalah, “masih kecil, kasihan,” dengan pandangan wajah yang memelas.

Disiplin dari kecil atau ketika sudah besar..? Yang jelas, disiplin adalah kebiasaan atau habbit. Dan habbit atau kebiasaan yang dilakukan sejak masih kecil akan menjadi mudah bagi seseorang untuk dikerjakan ketika dewasa nanti. Sama halnya seperti kita sendiri, karena kebiasaan makan nasi dari kecil maka ketika sudah besar selalu makan pagi siang dan malam ada nasi, wajib ada nasi, kalau tidak ada nasi maka tidak enak. Bahkan katanya kalau belum ketemu nasi kayak belum makan.

Begitulah harusnya disiplin itu, bila sesuatu terbiasa dari kecil maka ketika sudah besar akan terbiasa. Namun bukan tidak mungkin merubah anak menjadi disiplin ketika sudah besar akan lebih susah seperti merenovasi rumah, membetulkan sana-sini jelas lebih susah daripada membangun rumah dari awal. (adv)

 

Fifi.P.Jubilea

Founder and Conceptor of JISC

www.jakartaislamicschool.com

www.mamfifi.com

sumber : JISC
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement