REPUBLIKA.CO.ID,Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki cara unik untuk menuntaskan buta aksara. Kegiatan mengajar yang selama ini diampu oleh para tutor masih dianggap kurang afdol. Pasalnya, masyarakat lebih meyakini jika yang mengajar adalah guru.
Melihat hal ini, Pemprov NTB tidak tinggal diam. Para guru pun kemudian dilibatkan secara aktif untuk mengentaskan buta aksara. Agar mau mengajar, mereka diiming-imingi sejumlah hadiah. Bukan berupa uang, lalu apa ?
Wakil Gubernur NTB Badrul Munir mengatakan, para guru di Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu diberikan beban untuk membebaskan sejumlah penyandang buta aksara. Jika berhasil, mereka akan mendapatkan angka kredit untuk kenaikan pangkat.
“Masyarakat lebih yakin dengan melibatkan guru,” katanya pada rangkaian kunjungan Mendikbud M.Nuh meresmikan rumah pintar di Kabupaten Lombok Tengah, NTB,pekan lalu.
Jumlah penyandang buta aksara di NTB sebanyak 36 ribu atau 0,3 persen terdapat di Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Tengah. Adapun angka putus sekolah pada 2008 jenjang pendidikan dasar mencapai 1,9 persen.
Badrul mengatakan, guna mengentaskan buta aksara di Kabupaten Lombok Timur, dilakukan dengan melibatkan pegawai negeri sipil (PNS). Bagi mereka yang ingin naik pangkat secara reguler diwajibkan membantu menuntaskan buta aksara. “Upaya inovatif dan kreatif ini merupakan komitmen untuk menghilangkan tumor pendidikan yaitu buta aksara,” katanya.