Senin 28 Jan 2013 15:14 WIB

Mulai Juli, Jam Mata Pelajaran Agama Ditambah

Rep: fenny melisa/ Red: Taufik Rachman
Siswa PAUD tengah mengikuti belajar shalat tarawih bersama di Masjid Istiqlal Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Siswa PAUD tengah mengikuti belajar shalat tarawih bersama di Masjid Istiqlal Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementrian Pendidikan dan Budaya (Kemdikbud) Ibnu Hamad menuturkan penerapkan tambahan jam mata pelajaran (matpel) agama dari dua jam menjadi empat jam akan diberlakukan pada Juli 2013.

"Tambahan jam mata pelajaran agama diterapkan bersamaan dengan impelementasi kurikulum 2013 sekitar Juli 2013," kata Ibnu dihubungi Senin (28/1).

Ibnu menuturkan implementasi tambahan jam mata pelajaran agama yang rencananya dilakukan pada tahun ajaran baru tersebut bertujuan untuk meningkatkan karakter anak didik. "Penambahan jam tersebut untuk meningkatkan karakter siswa dan namanya pun berubah menjadi 'Pendidikan Agama dan Budi Pekerti'," ujar Ibnu.

Menurut Ibnu, penambahan jumlah jam tersebut merupakan hasil penilaian masyarakat yang memandang bahwa karakter atau budi pekerti siswa saat ini memprihatinkan. "Sudah beberapa lama publik menilai siswa kita kurang berkarakter karena terlibat tawuran dan sebagainya. Karena itu, publik menilai pendidikan agama perlu ditingkat sebagai saran pembentukan karakter dan budi pekerti," jelas Ibnu.

Sementara itu, pengamat pendidikan, Suparman, menilai penambahan jumlah jam mata pelajaran agama sangat relevan dengan semangat kurikulum 2013. "Kompetensi inti pertama dalam kurikulum 2013 adalah semangat religius maka saya kira relevan sekali penambahan jam agama," kata Suparman.

Akan tetapi, lanjut Suparman,  bertambahnya jam tatap muka mata pelajaran agama tersebut harus mengutamakan implementasi kemuliaan akhlak oleh anak didik dalam kehidupan sehari-hari. "Bukan hanya sekedar hafalan nilai-nilai saja. Misalkan anak mempraktekkan semangat gotong royong untuk kebersihan lingkungan sebagai wujud dari keimanan," ujarnya.

Menurut Suparman proses pendidikan tidak bisa dilihat hasilnya secara instan. Perlu waktu untuk melihat hasil pembentukkan karakter melalui pendidikan, baik pendidikan agama maupun pendidikan yang lainnya.

"Tentu semua pihak harus yakin bahwa akan ada perbaikan karakter pasca perubahan proses pendidikan misalnya dengan adanya penambahan jam belajar," kata Suparman.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement