REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—-Buku bertajuk Ngeunah Keneh Inem yang dihebohkan bermuatan porno, rupanya bukan buku baru.
Menurut pengarang buku Ngeunah Keneh Inem, Taufik Faturohman, buku tersebut dibuat pada 2001. Jadi, sudah cukup dikenal oleh guru. Ia membuat buku tersebut untuk hiburan guru. ''Jadi, memang tidak cocok untuk siswa,'' kata Taufik.
Seharusnya, kata dia, buku tersebut tidak disimpan di perpustakaan yang bisa diakses siswa. Tapi, disimpan di tempat rahasia, ruang guru atau koperasi.
‘’Buku ini hiburan buat guru agar bisa fresh lagi. Jadi, bukan untuk dibacakan di ruang kelas,’’ papar Taufik.
Taufik mengatakan, selain buku Ngeunah Keneh Inem, ia sudah banyak menulis buku humor Sunda. Salah satu ciri humor Sunda, memang selalu ada cawokah-nya (seks yang menjadi candaan). Makanya, di dalam buku Ngeunah Keneh Inem ada cawokah-nya. ‘’Saya pernah nulis buku berjudul ‘Beregejed kumpulan guguyonon sunda’, tapi gak ada cawokah-nya gak laku,’’ kata Taufik.