Kamis 31 Jan 2013 17:10 WIB

Kejar Nomor 1, Madrasah Pun Berbasis Riset

Rep: agus rahardjo/ Red: Taufik Rachman
Siswa madrasah tengah belajar di perpustakaan (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supri
Siswa madrasah tengah belajar di perpustakaan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Lembaga pendidikan Madrasah mulai tahun ini akan fokus pada pengembangan riset. Riset dan pengembangan melalui penelitian akan dijadikan kekuatan pendidikan di madrasah.

Meskipun, secara 'de facto' iklim riset sudah mulai muncul sebelum program 'Gerakan Nasional Madrasah Riset'k dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam direalisasikan. Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Nur Syam mengungkapkan, tahun ini menjadi tahun tinggal landas madrasah berbasis riset. Kementerian Agama akan mendorong madrasah menjadi pusat penelitian.

Saat ini, madrasah masih kalah pamor soal riset dan penelitian dibanding sekolah umum. Namun, kata Nur Syam, diluar dugaan madrasah juga teruji dalam penelitian. Hal ini dapat memerkuat basis madrasah di Indonesia. Sekolah berbasis riset tidak lagi hanya domain sekolah umum. "Jangan jadikan madrasah nomor 2 tapi harus jadi nomor 1," kata Nur Syam pada Republika.

Direktur Pendidikan Madrasah, Dedi Djubaedi mengatakan, gerakan madrasah ini memang masih mengalami kendala. Sebab, program ini belum disosialisasikan dengan baik ke seluruh madrasah di Indonesia. Terutama madrasah di daerah-daerah. Padahal, program ini akan diberlakukan pada seluruh madrasah di Indonesia.

Saat ini, kata dia, program ini masih berjalan secara 'bottom up'. Yaitu dengan memberi apresiasi pada siswa dan madrasah yang memiliki prestasi dalam penelitian. Namun, mulai tahun 2013 ini, pemerintah mulai menerapkan iklim riset ini untuk seluruh madrasah. Iklim ini akan dimasuk dalam sistem kurikulum yang mendorong karya.

Semua akan dipaksa untuk melakukan penelitian. Namun, saat ini, secara pendanaan pusat di Kemenag belum ada. "Anggarannya masuk dalam satuan kerja DIPA. Alokasi pusat untuk pendanaan belum," kata Dedi pada Republika, Kamis (31/1).

Selain menciptakan iklim riset di madrasah, Kemenag juga membuat fasilitas magang untuk mendekatkan lulusan madrasah dengan dunia kerja dan industri. Dengan sistem magang ini, lulusan madrasah akan lebih disiapkan agar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Bukan hanya mengerti agama, kata Dedi.

Tahun ini, pendidikan madrasah memeroleh anggaran Rp. 1,038 triliun. Anggaran itu akan digunakan untuk memenuhi belanja barang dan peralatan pendidikan madrasah, serta penunjang kelembagaan. Selain itu, untuk memenuhi rehabilittasi madrasah di seluruh Indonesia. Serta menyiapkan perubahan kurikulum 2013 sesuai kurikulum pendidikan nasional.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement