Kamis 07 Feb 2013 19:43 WIB

Eks RSBI Semarang Masih Pertahankan Pembelajaran Bilingual

Aktivitas murid Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)
Foto: Republika/Imam Budi Utomo
Aktivitas murid Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG--Beberapa eks rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) di Kota Semarang memilih tetap mempertahankan pembelajaran dengan sistem bilingual (dua bahasa) meski sudah tak lagi menjadi RSBI.

"Kami tetap mempertahankan sistem bilingual untuk pembelajaran. Sebab, ini (bilingual) salah satu kelebihan, bukan ciri khas RSBI," kata Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Semarang Suharto di Semarang, Kamis.

Menurut dia, pembelajaran sistem bilingual memiliki banyak manfaatnya sehingga tetap dipertahankan, seperti melatih kemampuan siswa berbahasa Inggris dan terkadang dibutuhkan untuk penjelasan materi pelajaran tertentu.

Meski demikian, kata dia, bahasa pengantar utama yang dipergunakan tetap bahasa Indonesia, sementara bahasa Inggris hanya menjadi semacam pendamping dan hanya untuk pelajaran tertentu, tak untuk semua pelajaran.

"Memang ada beberapa materi pelajaran tertentu, misalnya matematika dan ilmu pengetahuan alam (IPA) yang lebih mudah dijelaskan dengan bahasa Inggris. Ya kami berikan pembelajaran materi secara bilingual," katanya.

Ia mengatakan sejauh ini tidak ada larangan untuk menggunakan pembelajaran bilingual meski bukan sekolah yang berstatus RSBI, tetapi setiap sekolah memiliki kebijakan tersendiri untuk menerapkan bilingual atau tidak.

"Untuk hal-hal lain yang berkaitan dengan RSBI memang kami setop, seperti kegiatan 'sister school', yakni kerja sama dengan sekolah maju di luar negeri, termasuk penarikan pungutan pada orang tua siswa," kata Suharto.

Senada dengan itu, Kepala SMP Negeri 9 Semarang Setiyo Budi mengatakan tetap mempertahankan sistem pembelajaran dua bahasa untuk pelajaran tertentu, yakni matematika, IPA, dan teknologi informasi komunikasi (TIK).

"Kami tidak sebut lagi dengan 'bilingual'. Pokoknya, pembelajaran dibantu dengan bahasa Inggris, tetapi bahasa pengantarnya tetap memakai bahasa Indonesia. Sebab, penguasaan bahasa Inggris sangat penting," katanya.

Ia menjelaskan selama ini banyak materi yang menggunakan bahasa Inggris, seperti yang didapat dari internet sehingga menuntut kemampuan siswa berbahasa Inggris seiring dengan tuntutan persaingan secara global.

"Bahasa Inggris kan sifatnya hanya menyertai, bukan bahasa utama yang digunakan. Fasilitas pembelajaran yang sudah ada, seperti LCD, air conditioner (AC) juga tetap kami gunakan. Namun, siswa tak ditarik biaya," katanya.

Sebelumnya diwartakan, sejumlah sekolah eks RSBI di Kota Semarang memilih menghilangkan sistem pembelajaran bilingual dengan dibatalkannya RSBI oleh MK, antara lain Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 dan 3 Semarang.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bunyamin menjelaskan selama ini tidak ada larangan sekolah menerapkan pembelajaran bilingual, bahkan yang tidak berstatus RSBI sehingga boleh saja tetap diteruskan eks RSBI.

"Namun, masing-masing sekolah memiliki kebijakan sendiri. Kami tidak pernah melarang sekolah yang sebelumnya RSBI menghilangkan bilingual. Sekolah biasa pun jika sudah mampu bisa terapkan bilingual," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement