REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dinas Pendidikan Kota Semarang mengimbau seluruh siswa peserta Ujian Nasional (UN) 2013 di wilayah tersebut untuk tidak memercayai bocoran soal karena justru menyesatkan.
"Apalagi, paket soal UN tahun ini dibuat lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Kalau dulu lima paket soal, sekarang 20 paket soal," kata Sekretaris Disdik Kota Semarang Nana Storada di Semarang, Selasa.
Menurut dia, pembagian 20 paket soal akan menyulitkan tindak kecurangan dalam pelaksanaan UN, termasuk bocoran jawaban, sebab siswa dalam setiap ruang ujian akan mengerjakan paket soal yang saling berbeda.
"Kalau pun siswa dapat bocoran, kan harus punya bocoran untuk 20 paket soal. Sementara siswa sendiri tidak akan tahu akan mendapatkan soal dengan paket apa pada pelaksanaan UN nantinya," katanya.
Ia mengatakan paket soal UN juga tidak mencantumkan kode tetapi menggunakan sistem "barcode" yang hanya bisa dibaca oleh mesin sehingga tidak akan mungkin siswa tahu mendapatkan soal dengan paket apa.
Dari aspek distribusi dan pengamanan naskah soal UN, ia menjamin tidak akan terjadi kebocoran karena distribusi dari percetakan hingga ke subrayon dilakukan dengan pengawalan ketat pihak kepolisian.
Setelah sampai subrayon, kata dia, pengamanan dilakukan ketat secara nonstop, baik dari petugas subrayon, Disdik Kota Semarang, maupun aparat kepolisian yang akan bersama-sama melakukan pengamanan.
"Kunci ruang penyimpanan naskah soal UN tidak ditinggal, tetapi dibawa oleh petugas unit pelaksana teknis dinas pendidikan (UPTD) dan subrayon yang tidak bisa sembarangan membuka," katanya.
Karena itu, kata dia, Disdik Kota Semarang menjamin tidak akan terjadi kebocoran soal UN dengan pengawalan dan penjagaan ketat, didukung mekanisme UN tahun ini yang lebih ketat dibandingkan tahun lalu.