REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Dewan Pendidikan Kabupaten Semarang menemukan sejumlah permasalahan dalam pelaksanaan ujian nasional (UN) di daerahnya. Permasalahan ini harus ditindaklanjuti oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang.
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Semarang, Zainal Abidin mengatakan, sedikitnya ada tiga temuan yang perlu mendapatkan perhatian agar pelaksanaan UN mendatang lebih baik.
Ia menjelaskan, pertama adalah temuan seorang siswi SMA Sudirman, Ambarawa yang mengalami kesulitan mengerjakan soal UN karena tangan kanannya putus diamputansi, setelah mengalami kecelakaan lalulintas.
Karena harus mengerjakan soal ujian dengan bantuan petugas khusus, seharusnya pihak sekolah tidak mencampurkan peserta UN ini dengan siswa yang lain.
“Selain mengganggu konsentrasi para peserta lain, psikologis siswi yang terpaksa ikut mengerjakan UN dalam kondisi sakit juga harus diperhatikan,” jelas Zainal, Senin (25/4).
Temuan kedua, lanjutnya, ada siswa di salah satu SMA di Ungaran yang sempat diragukan kondisinya, karena mengalami stres akibat problem kejiwaan menjelang pelaksanaan UN ini.
Namun siswa ini tetap ikut mengerjakan soal UN hari pertama karena pada beberapa kali pelaksanaan tryout yang bersangkutan masih tetap bisa mengerjakan soal tanpa ada hambatan.
Temuan yang ketiga adalah siswa yang kesulitan mengerjakan soal karena daya penglihatannya yang terbatas. “Seharusnya, dalam kasus ketiga ini pihak sekolah proaktif dan memfasilitasi hak siswa tersebut,” jelas Zainal.
Terkait temuan ini, ia juga mengaku tidak sependapat dengan pihak perguruan tinggi yang menggabungkan salah satu siswa dari SMA Sudirman Ambarawa atas nama Yunda Weni Tandu Arta (16).
Setelah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan, yang bersangkutan akhirnya dipindahkan ke ruang khusus agar secara psikis tidak terganggu akibat kondisinya.
“Karena siswi ini menjadi pusat perhatian teman-temannya. Dari pada konsentrasinya terganggu, maka dipindahkan ke ruang khusus,” lanjut Zainal.
Terkait hal ini, Kepala Dinas pendidikan Kabupaten Semarang, Dewi Pramuningsih sebelumnya telah menyampaikan, yang bersangkutan akan melaksanakan UN di rumah sakit.
Namun pada pelaksanaan UN hari pertama ternyata siswi tersebut harus mengerjakan di sekolah berbaur dengan teman- temannya. Namun mulai Selasa (16/4) yang bersangkutan sudah mengerjakan di ruang khusus.