REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PGRI, Sulistiyo, mengatakan, pelaksanaan Ujian Nasional (UN) pada Senin 15 April 2013 untuk SMA/SMK sederajat sungguh kacau. Selain 11 provinsi belum menerima paket soal, sejumlah daerah kekurangan lembar soal dan lembar jawaban.
Selain itu paket mata pelajaran tertukar, hingga kualitas kertas buruk yang mudah sobek.
PGRI, ujar Sulistiyo, menganggap kekacauan ini bukan sekadar persoalan teknis tetapi juga persoalan humanis, masalah manusia atau human error.
"Carut marut UN merupakan cerminan dari tidak kapabelnya managemen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menangani amanah dan tugas-tugas penyelenggaraan pendidikan nasional," ujarnya Selasa, (16/4).
Fenomena UN 2013 ini, kata Sulistiyo, hendaknya menyadarkan semua pihak bahwa tidak mungkin mengharapkan kemajuan bangsa dengan mempercayakan pendidikan pada pihak-pihak yang tidak berkompeten. Padahal pendidikan adalah episentrum yang sangat menentukan perjalanan bangsa ini pada masa mendatang.
Melihat situasi ini, ujar Sulistiyo, PGRI meminta Presiden SBY untuk memberikan perhatian dan mengaudit dengan sungguh-sungguh kinerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berkaitan dengan berbagai masalah pendidikan yang menunjukkan gejala disorientasi.