Kamis 18 Apr 2013 11:31 WIB

Ujian Nasional Batal Digelar di Malinau

Ujian Nasional tingkat SMA
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Ujian Nasional tingkat SMA

REPUBLIKA.CO.ID,MALIANAU--Seluruh Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sederajat di Kabupaten Malinau Kalimantan Timur gagal melaksanakan ujian nasional (UN) karena hingga Kamis pagi belum menerima naskah soal ujian.

"Hingga pagi ini kami belum mendapatkan informasi resmi tentang kepastian kapan naskah ujian bisa diterima," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Malinau, Esly Parir SE, didampingi Kepala Sekolah SMKN 1 Malinau Prancis SPd saat melakukan peninjauan pelaksanaan UN di SMAN 1 Malinau, Kamis.

Ia mengatakan pelaksanaan Ujian Nasional SMA/SMK sederajat terpaksa tertunda lagi hingga ada informasi lebih lanjut, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Dinas Pendidikan Provinsi Kalti

Selain itu, dirinya juga mendapatkan pesan singkat (SMS) pada Rabu malam (17/4) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang intinya ujian nasional tetap dilaksanakan Kamis ini (18/4).

"Tetapi bagaimana mau melaksanakan sementara hingga saat ini kami belum menerima naskah soal ujian," kata Esly Parir.

Ujian Nasional seharusnya dilaksanakan pada Senin, 15 April 2013 secara serentak di seluruh Tanah Air, namun kemudian ditunda menjadi Rabu, 17 April 2013 karena persoalan pencetakan soal dan distribusinya. Tetapi selanjutnya ada informasi baru bahwa UN kembali ditunda menjadi Kamis, 18 April 2014 di 11 provinsi.

"Setelah soal-soal UN sampai Kamis pagi ini belum tiba, belum ada lagi informasi kepastiannya," ujarnya.

Esly Parir mengungkapkan pelaksanaan ujian nasional di daerah pulau Jawa sudah dilaksanakan, berarti pemerintah mencetak soal memprioritaskan pendistribusian untuk daerah sekitar dan terdekat.

Padahal, katanya, pemerintah harus memperhitungkan daerah yang jauh dan sulit dijangkau transportasi darat maupun sungai seperti di daerah Kalimantan Timur, karena ada beberapa daerah pedalaman di Kaltim yang hanya bisa dicapai dengan menggunakan pesawat udara.

"Pendistribusian naskah ke daerah perbatasan dan pedalaman membutuhkan waktu yang lama, karena akses penerbangan tidak rutin, sehingga hal-hal itu yang perlu dipertimbangkan," katanya.

Esly Parir berharap pemerintah pusat memberikan kepercayaan kepada provinsi untuk melakukan pencetakan, dan soal pengawasannya bisa diatur lebih lanjut.

"Kalau bisa sebelum pelaksanaan ujian yang akan datang seluruh kepala dinas dan yang terkait diundang bagaimana kesiapan masing-masing daerah," katanya.

Dikemukakannya, penundaan ujian nasional tentunya akan berdampak pada kekecewaan siswa dan pihak penyelenggara. Namun diminta kepada pihak sekolah untuk tetap memberikan semangat dan motivasi kepada siswa.

"Artinya dengan penundaan ini siswa masih diberikan kesempatan lagi untuk belajar," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement