REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan pelajar Muhammadiyah menyayangkan penundaan pelaksanaan ujian nasional (UN) di 11 provinsi. Pasalnya, hal itu sangat merugikan pelajar selaku peserta UN.
Ketua IPM, Fadi Afif mengatakan penundaan tersebut bakal berdampak gangguan psikologis ketika siswa hendak melaksanakan ujian nasional. Padahal untuk menghadapi UN, kesiapan fisik dan mental jadi kunci keberhasilan. "Bagaimana mau konsentrasi?" kata dia di Jakarta, Kamis, (18/4).
Menurut Fadi, pelaksanaan UN tahun boleh dikatakan yang terburuk. Karena itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) harus bertanggung jawab terkait masalah tersebut.
“Dengan anggaran lebih dari 600 miliar rupiah, seharusnya ada peningkatan dari sisi kualitas sekaligus transparansi anggaran yang dipakai dalam penyelenggaraan UN,” kata dia.