REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Soal Ujian Nasional (UN) dengan huruf braille untuk tunanetra tingkat SMP di Yogyakarta tidak disertai dengan lembar jawab UN (LJUN) braille juga. Akibatnya, para siswa tunanetra terpaksa menggunakan LJUN dengan kertas HVS biasa.
Hal ini terjadi di MTs Yayasan Kesejahteraan Tuna Netra Islam (Yaketunis) Yogyakarta. Tujuh siswa tunanetra yang mengikuti UN di sekolah tersebut memperoleh soal UN dengan huruf braille. Namun, mereka tidak memperoleh LJUN dalam huruf braille atau LJUN biasa.
"Kita hanya memperoleh paket soal saja sementara LJUN-nya tidak ada," ujar Kepala MTs Yaketunis, Agus Suryanto, Senin (22/4).
Menurut dia, pihak sekolah dan pengawas sempat kebingungan terkait hal itu. Setelah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat, pihaknya memutuskan menggunakan LJUN dengan kertas HVS biasa. "Kertas HVS biasa yang kita bagikan dan distempel sekolah," katanya.
Dia menyatakan, para siswa di madrasah tersebut juga menyelenggarakan UN mandiri. Pasalnya, meski siswanya berkebutuhan khusus karena menyandang tunanetra, namun mereka mengerjakan sendiri tanpa dibacakan atau dibantu guru pendamping. Para siswa membaca soal huruf braille tersebut sendiri dan menjawabnya di kertas HVS biasa. Mereka melubangi kertas tersebut seperti halnya huruf braille.
Hanya satu siswa kata dia yang didampingi guru untuk membacakan dan menyalin jawaban ke LJUN. Siswa ini mengalami disfragsia sehingg membutuhkan pendampingan. "Kita sebenarnya ada delapan siswa namun satunya sakit," tambahnya.