Senin 22 Apr 2013 21:53 WIB

Karut Marut UN Bencana Pendidikan

Ujian Nasional (UN) tingkat SMP.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Ujian Nasional (UN) tingkat SMP. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) menilai karut-marut pelaksanaan ujian nasional (UN) tahun 2013 sebagai bencana pendidikan.

"Ini adalah bencana pendidikan," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU Khairul Anam di Jakarta, Senin.

IPNU mengajak semua pihak tidak saling menyalahkan, sebaliknya justru bersama-sama mencari solusi agar kejadian serupa tidak terjadi pada masa depan.

"Semua pihak harus bersama-sama mencari solusi, baik Presiden, Menteri Pendidikan, Kemendikbud, DPR, perusahaan, maupun masyarakat. IPNU sebagai organisasi komunitas pelajar pun merasa bertanggung jawab atas kejadian ini," kata Anam.

Menurut Anam, pihaknya saat ini terus berkoordinasi dengan pengurus IPNU di daerah untuk mengumpulkan data terkait dengan pelaksanaan UN. "Informasi yang kami terima ada soal untuk wilayah Depok yang 'nyasar' ke Karawang. Ini problem sangat teknis," katanya.

Menurut Anam, perlu dilakukan pendalaman persoalan dan diinvestigasi secara menyeluruh sehingga diperoleh hasil yang komprehensif, mulai dari regulasi, sistem anggaran, hingga pelaksanaan teknis di lapangan. "Jangan ada dulu yang mundur dari tugas dan tanggung jawab sebelum semuanya bisa diungkap," katanya.

Anam mengatakan bahwa karut-marut pelaksanaan UN menjadi bahasan utama dalam "Rembuk Pelajar" yang akan digelar IPNU pada tanggal 7 Mei mendatang. Sejumlah tokoh pendidikan diundang untuk mencari akar masalah dari persoalan tersebut.

"Ujian nasional akan kita bedah secara keseluruhan, mulai dari paradigma, regulasi, sistem anggaran, hingga pelaksanaan teknis di lapangan. Selain itu, juga apakah UN masih efektif sebagai alat evaluasi pendidikan saat ini," katanya.

Menurut Anam, hasil dari forum "Rembuk Pelajar" yang digelar untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional itu akan diberikan kepada semua pihak sebagai rekomendasi.

"Ini gerakan yang solutif, tidak demo teriak-teriak," katanya.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement