REPUBLIKA.CO.ID, PARUNG – Sedikitnya 445 anak sekolah menengah pertama (SMP) di Parung, Kabupaten Bogor berharap bisa belajar di gedung sekolah sendiri. Sebelumnya 445 anak itu, bersekolah dengan meminjam fasilitas sekolah lain atau menumpang.
Seluruh anak itu kini bisa belajar di SMPN 2 Parung yang baru diresmikan Rabu (1/5) ini. Namun sekitar 30 ribu anak masih ketar-ketir untuk mencari sekolah setelah lulus sekolah dasar (SD).
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Rustandi mengatakan, dari 102 ribu anak SD yang mengikuti ujian nasional (UN) hanya 72 ribu yang bisa tertampung di SMP yang ada di Kabupaten Bogor.
"Sekitar 30 ribu anak terancam putus sekolah," kata dia kepada Republika seusai acara pembukaan sekolah baru SMPN 2 Parung, Rabu (1/5) siang.
Dari informasi berbagai narasumber, SMPN 2 Parung dibangun masyarakat setempat dengan bantuan dana dari Australia. Selanjutnya, negeri Kanguru itu akan membangun atau memperluas hingga 2 ribu SMP di seluruh Indonesia. SMPN 2 Parung, satu dari 450 sekolah yang telah dibangun dan diperluas.
Penambahan gedung sekolah, kata Rustandi, merupakan hal penting dan mendesak. Namun keinginan pembangunan mesti terkendala dana.
Rustandi menuturkan, dengan hitungan kasar satu kelas berisi 40 siswa, maka sedikitnya dibutuhkan 750 kelas baru. Dari 750 kelas itu berarti harus dibangun sekolah dengan tipe A. Kini, kata dia, jumlah antara SD dan SMP sangat jauh sekali. Di Kabupaten Bogor terdapat 1537 SD. SMP hanya 82 sekolah dan SMA hanya 33.