Rabu 01 May 2013 18:00 WIB

'Jangan Jadikan Anak-Anak Korban Kebijakan Pendidikan Tak Berkualitas'

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Djibril Muhammad
 Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama mengikuti Ujian Nasional yang dimulai hari ini di SMP Negeri 1 Jakarta Pusat, Senin (22/4).    (Republika/Adhi Wicaksono)
Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama mengikuti Ujian Nasional yang dimulai hari ini di SMP Negeri 1 Jakarta Pusat, Senin (22/4). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti meminta agar kelulusan siswa dikembalikan pada kewenangan sekolah, bukan melalui Ujian Nasional (UN) yang dikendalikan pemerintah.

"Pemerintah seharusnya tidak ikut campur dalam kelulusan siswa di sekolah," katanya dalam aksi memperingati hari Buruh atau May Day di Bunderan Hotel Indonesia (HI) Jakarta, Rabu, (1/5).

Penentu kelulusan siswa, ujar Retno, merupakan hak para guru dan sekolah, bukan UN yang ditentukan pemerintah. Sebab, guru merupakan orang yang terdekat dengan siswa dan mengetahui keseharian perkembangan pendidikan siswa.

Dengan adanya UN, kata Retno, seolah negara tidak percaya dengan satuan pendidikan yakni guru dan sekolah. Sebab negara mengambil alih kelulusan siswa.

Negara, ujar Retno, harus kembali memberikan kepercayaan kelulusan siswa kepada guru dan sekolah. Seharusnya kelulusan siswa ditentukan seperti model lama melalui Ebtanas. "Jangan jadikan anak-anak sebagai korban dari kebijakan-kebijakan pendidikan yang tidak berkualitas dan berkeadilan," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement