REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan muda Indonesia meraih tiga medali emas dan dua perak dalam ajang kompetisi sains International Exhibition of Young Inventors (IEYI) 2013 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Siaran pers Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang diterima di Jakarta, Ahad (12/5), menyebutkan IEYI merupakan ajang internasional untuk menampilkan beragam kreativitas para pemuda atau ilmuwan muda melalui invensi mereka. Penemuan yang ditampilkan adalah produk yang telah mendapatkan penghargaan dari kompetisi nasional setiap negara peserta.
Perhelatan IEYI tahun ini diikuti oleh 13 negara yang berlangsung di Malaysia dengan penyelenggara The Malaysian Invention and Design Society (MINDS).
Dr. Bogie Soedjatmiko Eko Tjahjono, Kepala Biro Kerja sama dan Pemasyarakatan Iptek (BKPI) LIPI mengungkapkan, Indonesia pada ajang kali ini meraih prestasi yang membanggakan dengan menyabet tiga emas dan dua perak yang berasal dari beberapa kategori. Total kategori yang diperlombakan dalam IEYI sebanyak enam bidang. "Kategori tersebut, antara lain Disaster Management, Education and Recreation, Food and Agriculture, Green Technology, Safety and Health, dan Technology for Spesial Needs," katanya.
Invensi yang meraih medali emas yakni Detektor Telur Busuk karya dari Wisnu (SMA Taruna Nusantara Magelang Jawa Tengah) dalam kategori Food and Agriculture, selanjutnya Tundershot Filter (Turbin Undershot) Penyaring Sampah karya dari Nurina Zahra Rahmati, Tri Ayu Lestari, dan Elizabeth Widya Nidianita (SMAN 6 Yogyakarta) dalam kategori Green Technology.
Medali emas ketiga adalah Sepatu Anti Kekerasan Seksual karya dari Hibar Syahrul Gafur (SMPN 1 Bogor Jawa Barat) dalam kategori Safety and Health. Pemenang yang meraih medali perak ialah invensi dengan judul Bra Penampung Asi karya dari Devika Asmi Pandanwangi (SMAN 6 Yogyakarta) dalam kategori Technology for Special Needs.
"Peraih perak lainnya yaitu Canting Batik Otomatis karya dari Safira Dwi Tyas Putri (Sampoerna Academy Kampus Bogor Jawa Barat) dalam kategori Green Technology," ujar Nur.
Total delegasi Indonesia yang berangkat ke Malaysia untuk mengikuti ajang tersebut sejumlah 13 orang, terdiri dari enam official dari LIPI dan tujuh orang peserta lomba. "Persyaratan kompetisi ini mewajibkan peserta berumur 20 tahun dan di bawahnya. Tingkat kreativitas setiap peserta dinyatakan berbeda sesuai dengan usia mereka. Kemudian, setiap invensi tidak lebih dari tiga orang inventor," terangnya.