REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI--Asosiasi Pengusaha Indonesia Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menilai kemampuan yang dimiliki lulusan SMA sederajat di wilayah setempat belum sepenuhnya memenuhi klasifikasi kebutuhan industri.
"Kondisi tersebut menyebabkan penyerapan tenaga kerja lokal di kawasan industri setempat masih minim," kata Ketua Apindo Kabupaten Bekasi, Sutomo, di Cikarang, Sabtu.
Menurut dia, dari rata-rata 11.000 lulusan SMA di Kabupaten Bekasi setiap tahunnya, hanya 20 persen di antaranya yang terserap sebagai pekerja di kawasan industri setempat.
Ia mengatakan jumlah tersebut relatif minim bila dibandingkan penyerapan tenaga kerja yang berasal dari luar daerah bahkan negara asing yang mencapai 80 persen setiap tahunnya.
Menurutnya, klasifikasi kebutuhan berdasarkan skill yang diinginkan perusahaan selalu mengikuti perkembangan zaman dan permintaan pasar.
"Klasifikasi kebutuhan di tiap perusahaan semakin tahun semakin meningkat karena perkembangan
zaman yang semakin maju," katanya.
Menurut dia, perlu ada kemitraan antara penyelenggara pendidikan setempat dengan pengusaha industri untuk menyinergikan kemampuan lulusan SMA dengan dunia industri.
"Saat ini memang sudah ada SMA atau SMK yang menjalin kemitraan dengan perusahaan, tapi kan jumlahnya masih sedikit," katanya.
Dinas Pendidikan setempat, kata dia, perlu mewujudkan pendidikan yang selaras dengan kebutuhan industri bila pengusaha diharuskan memprioritaskan tenaga kerja lokal.
"Kualitas pendidikan perlu terus dikembangkan dan menyesuaikan kurikulum dengan mengikuti perkembangan yang terjadi di dunia kerja," katanya.