REPUBLIKA.CO.ID, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, kenyataan menunjukan banyak keluhan terhadap pendidikan di Indonesia. Sebab, pendidikan di Indonedia hanya berorientasi angka saja.
"Tetapi sebenarnya guru bisa mensiasati agar pendidikan tidak hanya berorientasi hasil saja," katanya dalam sambutan pidato dies natalis ke-49 di UNY, Selasa (21/5).
Pendidikan itu, kata dia, yang terpenting bagaimana nilai-nilai moral yang ditanamkan bisa menjadi kekuatan untuk ke luar dari kebodohan dan kemiskinan. Bila pendidikan semacam itu tidak tercapai maka yang muncul adalah anarkisme dan amoral.
"Banyak aspek yang harus digarap, tetapi hendaknya dimulai dari keluarga dan dilengkapi dengan pendidikan formal dan pendidikan agama," ujarnya.
Sayangnya, kata Sultan, pendidikan Indonesia masih jauh dari hal tersebut. Bahkan, kata Sultan, guru juga masih jauh dari harapan begitu pula. Orang tua sering memaksakan kehendak pada anaknya. "Tugas guru itu memandu bukan mendikte," katanya menegaskan.