REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Jumat (24/5) merupakan hari pengumuman kelulusan Ujian Nasional (UN) untuk siswa-siswa tingkat SMA dan sederajat se-Indonesia. Di hari tersebut, para siswa yang usia rata-ratanya 17 tahun ini merayakan hari kelulusan mereka dengan suka-cita.
Seperti yang terjadi di wilayah Sukatani, Depok, Jawa Barat. Di wilayah ini, para siswa SMA merayakan kelulusan UN dengan saling membubuhkan tinta spidol pada seragam mereka masing-masing.
Seorang pelajar kelas XII SMA Negeri 4 Depok, Kevin Antonio mengatakan, senang akhirnya bisa mengetahui dirinya lulus dari pendidikan jenjang SMA. Awalnya ia memang pesimistis mampu mencapai angka kelulusan UN.
Ia pesimistis, sebab soal UN tahun ini terdiri dari 20 paket. "Alhamdulillah bisa lulus, senang. Ya, walau susah juga melewati UN kemarin itu. Dengan adanya 20 paket soal UN, ya merasa seperti dipersulit lah," ujarnya, Jumat (24/5), saat ditemui Republika di Lapangan Bola Sukatani, Sukatani, Cimanggis, Depok.
Saat ditemui, bersama-sama kawannya, Kevin sedang asyik membubuhkan kenang-kenangan berupa nama-nama teman seangkatan.
Siswa kelas XII IPS IV itu mengatakan, dengan menuliskan nama teman-teman seangkatannya menggunakan spidol permanen di seragam, maka ia dapat dengan mudah mengingatnya.
"Satu, sebagai kenang-kenangan biar enggak lupa. Dan di sini juga ada nama geng, teman-teman dekat kita," ujar Kevin yang tak bergerak saat kedua temannya membubuhkan tanda tangan di bahu seragamnya.
Meski dengan adanya 20 paket soal dan mata pelajaran Matematika yang harus dihadapi saat menempuh UN kemarin dirasa sulit, tapi ia yakin bisa mencapai nilai kelulusan. Tak hanya Kevin yang baju bagian belakangnya dipenuhi nama dan tanda tangan teman, Erik pun demikian.
Mereka mengatakan, hal itu sebagai pengenang terakhir tentang teman-teman satu sekolah. Erik menjelaskan, sengaja memilih lokasi di luar sekolah untuk sedikit mencorat-coretkan kenangan pada seragam mereka.
Sebab, pengumuman kelulusan pun telah diketahui melalui surat kabar lokal Kota Depok. "Kita tidak ke sekolah. Di sekolah ada sih pengumumannya, tapi kita tahu juga dari koran dan website kemdiknas.go.id. Ada di situ namanya,'' kata Erik.
Erik pun mengatakan, pengumuman kelulusan dapat diketahui juga melalui kiriman pos yang diantarkan ke masing-masing rumah siswa. "Senang lah lulus. Fadel, Evan, Kevin, Fatir, Erik, lulus," serunya.
Tak hanya para pelajar laki-laki saja yang rela seragamnya dipenuhi tinta spidol hitan dan biru, sejumlah siswi SMA pun turut melaksanakannya. Teman sekelas Kevin dan Erik, Esti Nurista, mengatakan coret-coret di seragam putih abu-abu sebagai pengungkapan kebahagiaaan kelulusan. ''Ya seperti itu lah, untuk kenang-kenangan," kata siswi berambut panjang itu.
Akan tetapi, ternyata aksi coret-coret baju seragam kelulusan SMA di Depok tidak sepenuhnya dilakukan para pelajar. Seperti contoh, ada Paksi Agatha yang sama sekali tidak mau seragamnya dikotori tinta. Siswa kelas XII IPS III SMA N 4 Depok itu mengatakan, baju seragamnya akan disumbangkan kepada siswa lain.
"Lebih baik disumbangkan. Lagian sama nyokap juga enggak boleh," kata Paksi yang tetap tenang, seraya diteriaki teman-temannya.
Siswa bertubuh tinggi itu mengungkapkan, tetap senang bisa lulus SMA meski tidak mencoret-coret seragamnya. Paksi pun mengaku, sama sekali tak tertarik membubuhi nama dan tanda tangannya di seragam teman lain.
"Liat aja di seragam saya tidak ada, tuh. Saya cuma jadi seksie dokumentasi. Lagian coret-coret enggak penting juga," ujarnya sambil tersenyum.