REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Humas UGM, Wijayanti mengatakan, pihaknya tidak pernah mengeluarkan kebijakan terkait pembatasan lulusan madrasah aliyah (MA) untuk masuk ke kampus tersebut..
"Semua lulusan SMA dan MA kita beri kesempatan yang sama, tidak ada diskriminasi. Jika tidak diterima itu hanya masalah nilai saja, tidak ada pembatasan," ujarnya.
Wiwit mengaku pihaknya juga telah melakukan sosialisasi terkait SNMPTN ini ke semua sekolah tingkat SMA termasuk MA di DIY. Meski begitu kata dia, pihaknya akan menganalisis masalah itu.
Diakuinya, hingga detik ini memang tidak ada lulusan MA di DIY yang diterima di UGM. Hanya beberapa MA di luar DIY yang diterima di UGM yaitu lulusan MAN 14 Jakarta diterima di UGM 3 orang, MAN 2 Payahkumbu satu orang dan MAN 2 Probolinggo satu orang.
Kepala Madrasah Aliyah (MA) se-DIY kecewa. Pasalnya tak satupun lulusan MA di DIY yang diterima masuk di Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun ini.
Bahkan MA Negeri yang lulusannya langganan masuk UGM-pun juga tidak ada yang diterima satupun.
"Ya kami kecewa, kenapa kok tidak ada satupun yang diterima," ujar Kepala MAN I Yogyakarta, Imam Sujangi saat ditemui pada rapat koordinasi madrasah di Asrama Haji Yogyakarta, Rabu (29/5).