REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Anjuran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur untuk mengarahkan siswa lulusan SMK berwirausaha masih belum berjalan efektif. Sebab, jenjang perguruan tinggi masih menjadi prioritas siswa untuk melanjutkan pendidikannya
Siswa SMK 1 Turen, Malang, Fauzia Risatuz Zahro mengatakan, dia ingin lebih menggali ilmu dan mempersiapkan diri secara matang sebelum bekerja. Meski dia menyadari, keterampilannya di sekolah kejuruan dapat menjadi bekal di dunia kerja, namun kuliah tetap menjadi pilihan utama.
"Memang saya ingin mempraktikkan kompetensi saya di SMK, tapi saya lebih ingin kuliah. Kalau ada kerjaan part time, mungkin saya ambil," kata Fauzia pada Republika di sela-sela penghargaan siswa peraih nilai tertinggi se Jatim, di Kantor Gubernur, Rabu (29/5).
Dalam acara tersebut, pemprov memberikan penghargaan berupa satu unit laptop dan uang sejumlah Rp 5 juta pada 10 siswa yang menyandang nilai UN tertinggi se Jatim. Adapun kesepuluh siswa tersebut tersebar di beberapa daerah seperti Surabaya, Malang, Tuban, Lamongan, Banyuwangi, dan Jombang.
Selain Fauziah, seorang siswa SMK lainnya asal Malang, Khilyatul Azizah juga berpendapat serupa. Dia belum mempunyai niat untuk bekerja ataupun memulai usaha, sebab, kesempatan untuk melanjutkan kuliah menjadi peluang baginya meningkatkan pendidikan.
"Orang tua juga mendorong untuk kuliah, bukan bekerja atau berwirausaha," ujar mahasiswa jurusan akuntansi ini.
Orang tua Azizah, Ngantemin (50) menambahkan, pihaknya sangat mengingkan anaknya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Sebab, dengan menyandang predikat sarjana, ke depan Azizah akan lebih menyonsong hidup, ketimbang mengandalkan ijazah SMA.
Sebelumnya, Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi (Pemprov) Jatim, Rasiyo mendorong lulusan SMK untuk mendirikan wirausaha, bukan melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Karena ilmu yang didapat semasa sekolah itu, dapat langsung diimplementasikan pada dunia kerja.
"Karena itu juga, Jatim ini mensukseskan wajib belajar 12 tahun dengan angka perbandingan SMK sebanyak 60 persen," kata Rasiyo.