REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penanaman etika dan moral sangat penting bagi para guru sebagai tenaga pendidik untuk menghindari tindakan asusila yang dilakukan oleh guru kepada siswinya, seperti di SDN 4 Beji, Depok, Jawa Barat.
"Pelecehan siswa sekolah dasar adalah tindakan yang sangat tidak terpuji. Jika pelaku terbukti melakukan pelecehan tersebut maka harus ada sanksi hukum yang berat. Sebab, perilaku yang tidak terpuji tersebut akan mengakibatkan trauma berkepanjangan pada korban," kata Pengamat Pendidikan Junaidi Gafar kepada Antara di Jakarta, Jumat.
Junaidi menambahkan, solusi terhadap masalah ini adalah penataan ulang tenaga pendidikan terutama pada tingkat dasar dan menengah berupa peningkatan kemampuan akademik dan sekaligus penguatan nilai-nilai moral dan etika karena itu sangat menentukan keberhasilan proses belajar di sekolah. Artinya, di samping mendapat ilmu pengetahuan siswa juga mendapatkan rasa aman dan menyenangkan dalam belajar.
"Selain itu, sekolah memerlukan sistem yang bisa mengawasi perilaku guru sehingga hal seperti ini tidak terulang karena saat ini pengawasan yang berjalan masih lemah. Siswa juga perlu dimotivasi untuk berani melapor jika ada tindakan guru yang kurang patut," katanya.
Sementara itu, Psikolog Sri Rahma mengatakan kasus pelecehan atau tindakan asusila ini bisa terjadi, tidak lepas dari sangat banyaknya atau mem-bombardir-nya informasi seksual di media yang dapat dengan mudah dijumpai masyarakat.
"Tindakan asusila ini bisa dilakukan oleh seorang guru di sekolah karena guru mempunyai otonomi untuk lebih berkuasa kepada anak didiknya," tambahnya.
Sependapat dengan Junaidi, Sri Rahma juga mengatakan penanaman nilai-nilai agama, etika, dan norma perlu juga ditanamkan kepada siswa dalam pergaulan di sekolah atau pun lingkungan luar serta komunikasi yang lebih intensif antara orang tua siswa dengan guru untuk memantau perkembangan siswa tersebut.
"Artinya, kerja sama orang tua dan guru juga perlu dilakukan secara lebih preventif," jelasnya.