Senin 10 Jun 2013 08:00 WIB

Pendekatan Agama Ampuh Verifikasi Bidik Misi

Beasiswa Bidik Misi
Beasiswa Bidik Misi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pembantu Rektor I Universitas Brawijaya (UB) Malang Prof Bambang Suharto menyatakan pendekatan religi cukup ampuh sebagai cara melakukan verifikasi bagi calon mahasiswa penerima program beasiswa Bidik Misi.

"Pendekatan religi ini sudah kami lakukan sejak tahun lalu dan ternyata cukup ampuh, karena mahasiswa yang merasa mampu secara ekonomi akhirnya dengan sukarela mengundurkan diri dari program Bidik Misi (beasiswa pendidikan untuk miskin berprestasi) itu," katanya di Malang, Senin (10/6).

Pendekatan religi tersebut, katanya, setelah mahasiswa yang diterima lewat jalur Bidik Misi itu diterima, mereka dikumpulkan di suatu tempat dan diajak berdoa bersama.

Doa yang dipanjatkan, Bambang melanjutkan, memang cukup ampuh untuk menyadarkan calon mahasiswa, yakni "Ya Allah, jika mahasiswa Bidik Misi Universitas Brawijaya yang kaya mengaku miskin, maka miskinkan dia dan jika mereka benar-benar miskin, maka segera keluarkan dari kemiskinan itu".

Pada saat berdoa bersama tersebut, mereka didampingi oleh sejumlah tokoh lintas agama. "Alhamdulillah dengan cara itu ternyata cukup ampuh untuk menumbuhkan kesadaran mahasiswa," ujarnya.

Sementara itu di Universitas Negeri Malang (UM), pendekatan religi tersebut juga mulai diterapkan tahun ini, selain tetap melakukan kunjungan rumah (survei lapangan).

"Survei lapangan tetap kami lakukan, namun dengan cara sampling saja, sebab tahun ini kami juga menerapkan pendekatan religi. Saya rasa cukup ampuh untuk menumbuhkan kesadaran mahasiswa yang kaya, tapi ngaku miskin ini," ujar Rektor UM Prof Suparno.

Ia mengaku kedua pendekatan tersebut perlu diterapkan, karena tahun lalu banyak mahasiswa kaya yang mengaku miskin, namun akhirnya terdeteksi dan beasiswa Bidik Misi secara otomatis gugur (dicoret).

"Beasiswa Bidik Misi ini peruntukannya memang bagi mahasiswa yang benar-benar kurang mampu secara ekonomi. Masalah ini yang harus diperhatikan masyarakat, khususnya calon mahasiswa yang mengajukan beasiswa Bidik Misi," tegas Suparno.

Calon mahasiswa Bidik Misi yang diterima melalui jalur undangan atau seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) di PTN di Malang tahun ini sebanyak 1.025 kursi. Rinciannya, di UM sebanyak 350 mahasiswa, UB 500 mahasiswa dan UIN Maliki sebanyak 175 mahasiswa.

Sementara itu, ITS Surabaya melakukan verifikasi langsung ke lokasi untuk calon mahasiswa tertentu yang dicurigai saja. "Tahun lalu, kami mencoret dua mahasiswa Bidik Misi yang ternyata tidak miskin," kata Kepala Badan Akademik ITS Dr Ir Ismaini Zain.

Keduanya adalah anak orang kaya yang baru saja bangkrut, namun orang tuanya masih memiliki rumah mewah dan beberapa mobil, sedangkan satunya anaknya anggota TNI yang berpangkat perwira tinggi. "Kami membahas keduanya dan hasilnya kami memutuskan mencoretnya," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement