REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Corruption Watch (ICW) melaporkan kecurangan yang terjadi pada pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2013 ke Inspketorat Jendral (Itjen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Senin (10/6).
Anggota Monitoring Pelayanan Publik ICW, Siti Juliantari Rachman, mengatakan ICW menemukan kasus kecurangan yang terjadi pada saat UN berangsung di SMK Widuri Jakarta Selatan. "Kami minta agar Itjen Kemendikbud menginvestigasi terkait kecurangan UN 2013 di SMK Widuri Jaksel," kata Siti di kantor Kemendikbud, Senin (10/6).
Siti mengungkapkan kecurangan UN 2013 yang terjadi di SMK Widuri yakni beredarnya kunci jawaban UN yang dilakukan oleh kepala sekolah dan wakil kepala sekolah SMK Widuri. "Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah SMK Widuri mengedarkan kunci jawaban UN kepada murid pada hari kedua, ketiga dan hari keempat pelaksanaan UN," jelas Siti.
Selain meminta investigasi, Siti mengatakan, ICW meminta agar ada rehabilitasi psikologis di SMK Widuri karena dengan adanya kebocoran kunci jawaban UN, psikologis para siswa beserta para pendidiknya perlu direhabilitasi.
"Dari hasil analisis kami dengan masih adanya kebocoran kunci jawaban UN meskipun soal UN sudah dibuat 20 paket soal maka ada yang salah dengan UN karena pada akhirnya memicu ketidakjujuran. Ini baru satu kasus saja, mungkin saja masih banyak kasus yang tidak diketahui," tutur Siti.
Itjen Kemdikbud Haryono Umar mengatakan temuan ICW tersebut menjadi masukan bagi Konvensi Pendidikan yang akan digelar Kemdikbud September 2013 mendatang. Haryono pun berjanji pengaduan ICW mengenai temuan kebocoran kunci jawaban UN 2013 akan ditindaklanjuti. "Ini tambahan informasi. Akan ditelusuri apakah orang dalam terlibat adanya kebocoran kunci jawaban. Kami akan perdalam lagi," ujarnya.