Sabtu 15 Jun 2013 08:54 WIB

Masukan Mantan Panglima TNI Bakal Dilanjutkan di Penelitian Ilmiah

Djoko Santoso
Foto: Antara
Djoko Santoso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh pendidikan Profesor Doktor Yohanes Surya menawarkan sinergi visi dan serangkaian program kerja sama kepada mantan Panglima TNI Djoko Santoso. Soalnya, dari masukan-masukan Panglima TNI, Yohanes bakal menindaklanjutinya dengan penelitian ilmiah.

"Saya menawarkan sinergi kerja sama dengan Pak Djoko karena sebagai mantan Panglima TNI, beliau tentu punya pandangan-pandangan sangat baik untuk kemajuan bangsa ke depan," kata Yohanes Surya, Rektor Universitas Surya (US), kepada wartawan usai diterima Djoko Santoso di kantornya, Jakarta, kemarin.

Berdasarkan masukan Djoko Santoso, kata Yohanes, universitas yang dipimpinnya siap melaksanakan penelitian-penelitian tanaman sukun (Artocarpus communis) dan jarak (Ricinus communis) serta bidang manajemen bencana alam (natural disaster management), serta manajemen penyelesaian konflik (conflict resolution).

Menurut Yohanes, Djoko Santoso terobsesi oleh kegunaan sukun karena merupakan sumber pangan yang mudah tumbuh di hampir seluruh wilayah Indonesia, juga mudah dimasak untuk dikonsumsi. Adapun pengembangan tanaman jarak yang cocok di kawasan kering, seperti Nusa Tenggara Timur, menurut dia, merupakan bahan dasar yang baik untuk bahan bakar bio (bio fuel).

"Menurut pandangan Pak Djoko, pengembangan besar-besaran kedua tanaman itu akan bisa membantu bangsa dalam mengatasi kelaparan dan juga penyediaan sumber energi terbarukan," kata Yohanes yang sebelumnya berhasil mendorong sejumlah siswanya menjuarai Olimpiade Sains di berbagai negara.

Menyinggung kemungkinan pembukaan jurusan S-2 di bidang manajemen konflik dan manajemen bencana alam, Djoko Santoso memandang perlu bagi Indonesia ke depan mengingat kedua persoalan itu masalah hari-hari yang dihadapi bangsa.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement