REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Calon siswa SMA menyerbu sekolah di perbatasan kabupaten pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) hari terakhir di Bantul. Menyusul tingginya persaingan nilai di sekolah-sekolah favorit.
Pantauan di lapangan, salah satunya SMAN 1 Banguntapan diserbu calon siswa pada menit-menit terakhir penutupan PPDB. Sebelumnya, mereka mendaftar di SMAN 5 Yogyakarta, SMAN 1 Depok dan sebagainya.
Bahkan pada pukul 13.48 WIB, para wali siswa berteriak-teriak setengah memaksa penjaga parkir dan satpam untuk segera menutup pintu gerbang sehingga tidak ada lagi pendaftar yang masuk. Suasana semakin ramai dengan teriakan ketika dari depan pintu gerbang berdatangan banyak calon siswa dan orangtua yang akan memasukkan berkas.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Sutrisna, kepada wartawan mengakui jika sekolahnya nyaris kekurangan siswa. Padahal berdasarkan pengalaman tahun lalu, peminat siswa ke SMAN 1 Banguntapan membeludak. Dari kuota 210 kursi, hingga pukul 13.30 yang mendaftar baru 202 siswa.
Meski demikian banyak siswa yang masih enggan memasukkan berkas bahkan pada menit terakhir karena persaingan nilai di SMAN 1 Banguntapan ketat sekali. "Tahun lalu nilai tertinggi 37,00 dan terendah 31,20. Itu saja kami terpaksa membuang dua rombel karena siswa membeludak. Tapi sekarang kita justru nyaris kekurangan siswa. Meski begitu pada jam terakhir PPDB formulir yang dikembalikan sebanyak 221 lembar dengan nilai tertinggi 36.30 dan terendah 28.50," ujarnya.
Sutrisna menjelaskan selain faktor pengalaman tahun lalu, kebijakan PPDB di Kota Yogyakarta juga menentukan jumlah siswa di sekolahnya. Pasalnya kebanyakan siswa SMAN 1 Banguntapan justru berasal dari luar kabupaten karena letaknya yang strategis. "Di kota tahun ini ada tiga pilihan sekolah itu mungkin yang menyebabkan animo calon siswa menurun," ujarnya.
Tahun ini, lanjutnya, perbandingan siswa Bantul dan luar Bantul berbanding 60 persen dan 40 persen.