REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 193 penelitian ikut serta dalam Sagasitas Research Exhibition 2013 (SRE '13) di GOR Amongrogo Dinas Pendidikan Olahraga DIY yang berlangsung pada 4-5 Juli.
"Sebetulnya ada 235 yang diterima penelitiannya dari 741 makalah yang masuk, tetapi ada beberapa siswa yang pulang ke daerahnya karena liburan yakni yang berasal dari Papua dan Nusa Tenggara Timur. Peserta kali ini berasal dari 70 SMA/ MI se-DIY," kata Koodinator SRE'13 Zainal Abidin pada saat pembukaan SRE'13, di GOR Amongrogo, Kamis (4/7).
Menurut dia, SRE kali ini merupakan yang ketiga kalinya dan pesertanya dari tahun ke tahun terus meningkat yakni tahun 2011 sebanyak 118 penelitian dari 38 SMA/MI, tahun 2012 sebanyak 183 penelitian dari 48 SMA/ MI.
Sebetulnya pada tahun ini cukup banyak yang mengirimkan proporsal yakni 741 naskah, tetapi yang lolos seleksi sebanyak 235 penelitian. Penelitian yang terbanyak berasal dari Kota Yogyakarta sebanyak 59 persen, dari Kabupaten Bantul sebanyak 17 persen dan Kabupaten Gunungkidul sebanyak
11 persen, Sleman sebanyak tujuh persen dan Kulonprogo sebanyak enam persen.
Lebih lanjut Zainal mengatakan setelah pameran ini, Tim Pembimbing Sagasitas Klinik akan melakukan pembinaan terhadap para siswa yang melakukan 235 penelitian selama tiga minggu. Nantinya penelitian tersebut akan diikutsertakan dalam kompetisi OPSI (Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia).
"Kami targetkan setidaknya 200 penelitian lolos dalam seleksi OPSI nasional," tuturnya.
Selama empat tahun berturut-turut karya penelitian SMA/MI dari DIY yang diikutkan dalam kompetisi OPSI mendapat peringkat pertama. "Kami ingin dari 235 penelitian yang akan diajukan dalam OPSI bisa mempertahankan peringkat pertama," ungkap dia.
Sementara itu Kepala Bidang Perencanaan dan Standarisasi Disdikpora DIY Suroyo mengapresiasi penyelenggaraan SRE'13 sebagai media yang memberikan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan kebolehannya di bidang penelitian.
Salah satu program yang dikembangkan oleh Disdikpora DIY adalah klinik sains dan salah satunya diwujudkan dalam SRE. Klinik sains berlaku untuk semua level dari SD hingga SMA. "Dari Disdikpora akan mem-back up hasil penelitian yang perlu didorong dan dana kesitimewaan bisa berkiprah, karena cukip besar," katanya menjelaskan.