REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pembangunan Universitas Nahdatul Ulama Surabaya (Unusa) dimulai sore tadi, Sabtu (27/7). Dengan ditandai pemasangan tiang pertama oleh Mendikbud Muhammad Nuh, kampus yang awalnya STIKES Yarsis, resmi berganti nama.
Selain Nuh, beberapa tokoh yang hadir di antaranya Menteri BUMN Dahlan Iskan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Chairul Tanjung dan Ketua PB NU Said Aqil Siraj. Kampus tersebut rencananya dibangun di komplek Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari, Surabaya.
Selaku Ketua Yayasan RSI, Nuh mengatakan, nama NU digunakan sebagai hak cipta agar tidak berpindah tangan. Sebab, pengalaman sebelumnya, pengelolaannya bisa saja menjadi milik perseorangan bila hanya mengatasnamakan yayasan. "Jangan sampai ini terulang kembali, karena kampus ini memang didedikasikan untuk warga NU," kata Nuh.
Ia bertekad, lulusan Unusa nanti bisa mempunyai karakter yang kuat. Karena, pendidikan di perguruan tinggi tersebut, berbasis keagamaan. Dia juga berharap, mereka andal dalam kewirausahaan, sesuai pilar NU.
Sedangkan Chairul Tanjung menambahkan, dengan adanya Unasa, diharap dapat mengejar ketertinggalan umat Islam, khususnya di bidang ekonomi. Menurutnya, kualitas sumber daya manusia Indonesia masih kurang kompetitif lantaran mudah menyerah dan enggan bekerja keras.
Dia mengatakan, kampus dengan sembilan lantai ini harus bisa menyemangati umat Muslim. Sehingga mereka akan menjadi masyarakat yang unggul dalam merebut peluang ekonomi di masa mendatang. "Hal semacam ini yang harus kita bangun bersama, karena itu saya mendukung inisiatif NU mendirikan kampus," katanya.
Said Aqil Siradj mengatakan, dengan dibangunnya kampus ini, maka visi dan misi NU untuk mencerdaskan umat dapat terlaksana. Sehingga masyarakat Nahdiyin mempunyai daya saing yang lebih kompetitif ke depannya. "Semoga makin banyak warga NU yang terdidik," kata Said pada wartawan.
Unusa rencananya akan memiliki 15 program studi. Antara lain, kedokteran, kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik dan ilmu pendidikan.