REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah Selandia Baru berencana untuk menjaring hingga 4 ribu mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan pendidikan tinggi mereka di negeri Kiwi tersebut hingga 2017.
Menurut Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, David Taylor saat ini terdapat sekitar 800 orang mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Selandia Baru. Mereka menimba ilmu di berbagai bidang seperti penerbangan, keuangan, manajemen, teknik hingga kehutanan di berbagai universitas dan lembaga pendidikan tinggi. Namun, pihaknya akan lebih memfokuskan hubungan pendidikan bagi kedua negara. " pendidikan menjadi suatu yang strategis bagi pembangunan hubungan kedua negara," katanya disela pembukaan pameran pendidikan Selandia Baru beberapa waktu lalu.
Pihaknya dalam 18 bulan terakhir telah tiga kali membawa delegasi pendidikan dari sejumlah perguruan tinggi Selandia Baru ke Indonesia. Pihaknya juga telah menjalin kerja sama dengan sejumlah universitas terkemuka di tanah air baik swasta maupun negeri. Hal itu tidak terlepas dari upaya edukasi bagi masyarakat Indonesia akan pentingnya melanjutkan pendidikan tinggi di Selandia Baru. Selain sistem pendidikan yang masuk 7 terbaik di dunia, biaya hidup di negeri ini jauh lebih murah dibanding dengan AS maupun Eropa.
Regional Director Education Selandia Baru untuk kawasan Asia Tenggara, Izak Human menyatakan mereka yang belajar di negara tersebut juga memperoleh kesempatan bekerja secara profesional. Hal itu akan memberikan peluang bagi pengembangan karier mereka.
Bahkan bagi mereka yang mengambil program doktoral dapat mengikutsertakan keluarganya. Fasilitas kesehatan dan pendidikan juga disediakan secara gratis bagi keluarga mahasiswa selama berada di Selandia Baru. "Pokoknya kami fokus mahasiswa asing akan sukses di sana," kata Izak
Pemerintah Selandia Baru dibantu sejumlah lembaga pendidikan di negara tersebut menggelar pameran pendidikan di Jakarta dan Surabaya. Tujuan pameran tersebut selain menjaring minat calon mahasiswa Indonesia, juga memperingati 60 tahun hubungan pendidikan kedua negara. Dalam pameran itu, para calon mahasiswa berkonsultasi langsung dengan petugas dari 25 universitas, institut maupun lembaga tinggi lainnya yang hadir dalam pameran tersebut.