REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA-- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan segera merevisi buku teks pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII SMP dalam Kurikulum 2013 yang dilaporkan masyarakat mengandung kata-kata kasar dalam isi dari buku tersebut.
"Revisi itu merupakan bagian dari evaluasi yang diterapkan bersamaan dengan implementasi Kurikulum 2013," kata Wamendikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasim melalui keterangan resmi dari Staf Khusus Mendikbud Sukemi yang diterima Antara di Surabaya, Selasa (2/9).
Rencana (revisi) itu terkait bagian lampiran buku yang menampilkan nuklilan ari kumpulan cerpen "Gerhana" yang ditulis oleh Muhammad Ali. Rupanya di dalamnya ada kata-kata yang dianggap kurang pantas untuk disampaikan kepada peserta didik.
"Semua buku yang ditulis kita kendalikan, baik dari segi substansi, bahasa, ilustrasi, dan pencetakan. Akan tetapi, sebagai manusia, tentu kita menyadari juga punya keterbatasan. Untuk itu, kita ada program evaluasi. Jangan dikatakan evaluasi buku itu karena (kejadian) tersebut," kata Musliar.
Menurut Musliar, sinyal adanya evaluasi ini dapat dilihat pada bagian "disklaimer" halaman ii yang menyebutkan bahwa buku ini merupakan "dokumen hidup" yang senantiasa diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman.
"Oleh karena itu, masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. Kami imbau kepada siapa saja yang membaca buku itu jika ada kelemahan dapat disampaikan kepada kita," kata Musliar.
Sejak implementasi Kurikulum 2013 pada bulan Juli lalu, pihaknya juga telah menerima berbagai masukan untuk perbaikan ke depan. "Ada (masukan terhadap) buku-buku yang berasal dari pendidikan dasar," katanya.
Secara terpisah, Wakil Kepala (Waka) Bidang Humas SMP Khadijah Surabaya, Ghofar, membenarkan adanya kata-kata kasar itu dalam buku Bahasa Indonesia yang diterima sekolahnya dari Kemdikbud. "Iya, ada kata-kata itu dalam buku yang dikirim oleh pusat. Nanti kami akan men-stipo kata-kata kasar itu dan memberi pemahaman kepada siswa didik kami, jadi buku itu akan tetap kami pakai," katanya.
Menurut dia, karya itu sendiri bukan merupakan bagian yang dijadikan contoh pembahasan materi yang berhubungan dengan kompetensi dasar pada substansi buku yang ditulis oleh Kemdikbud, melainkan hanya sebagai contoh untuk latihan lebih lanjut yang ditempatkan pada lampiran.