Selasa 03 Sep 2013 13:04 WIB

Yohanes Surya: Indonesia Harus Genjot Riset

Rep: Esthi Maharani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Riset di Laboratorium (ilustrasi)
Riset di Laboratorium (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Untuk menjadi negara superpower seperti Cina padai 2045, Indonesia dinilai masih harus mengembangkan dan menggenjot sektor riset. Rektor Universitas Surya, Yohanes Surya mengatakan banyak riset yang dilakukan akan mampu mengangkat Indonesia sebagai negara maju.

“Kalau ingin mandiri dan ingin menjadi negara superpower di 100 tahun kemerdekaan Indonesia, tidak ada cara lain, riset diberbagai bidang harus digenjot,” katanya saat memberikan sambutan pada kuliah perdana Universitas Surya di JCC, Selasa (3/9). Dalam acara tersebut, Wakil Presiden, Boediono memberikan kuliah perdana berbentuk kuliah umum. Kuliah perdana yang dibuka Wapres tersebut bertema "Peran Teknologi dalam Pembangunan Pendidikan".Y

ohanes mengatakan Indonesia sangat minim hasil riset, apalagi yang dipatenkan. Tercatat, pada 2010, hanya 15 hasil riset yang dipatenkan. Hal ini berbeda dengan Malaysia, Jepang, atau bahkan Cina yang bisa mematanekan hingga 340 ribu hasil riset.

Dengan dasar itulah, ada keinginan untuk menggenjot riset di tanah air. Maka, dibangunlah Universitas Surya yang berbasis riset. Ia menyakini dengan kondisi Indonesia yang memiliki demografi besar, SDM bagus, ekonomi yang semakin baik, hingga kembalinya ilmuan Indonesia dari luar negeri ke tanah air, maka riset bisa dikembangkan dan diimplementasikan.

Ratusan mahasiswa hadir mendengarkan kuliah dari Wapres, namun masih akan ada 1.500 mahasiswa baru yang berasal dari berbagai daerah yang bergabung di universitas tersebut pada Oktober hingga Desember.

Dalam sesi kuliah angkatan pertama akan diisi panel dari berbagai tokoh akademisi, pengusaha dan peneliti antara lain Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurti, CEO Tokopedia William Tanuwijaya, Komisaris Trans Corp Ishadi K, pakar Onno W. Purbo, dan tokoh arsitektur urban Ridwan Kamil .

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement