REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Presiden Boediono mengharapkan madrasah di Indonesia dapat menyebarkan ajaran perdamaian dan kasih sayang serta menangkal ajaran sempit yang tidak toleran dan penuh kebencian, sehingga menjadi teladan pengembangan madrasah dari negara lain.
"Kita semua berharap madrasah di Indonesia dapat menjadi model bagi pengembangan madrasah di negara-negara lain, dengan menampilkan sistem yang bagus dan maju mengikuti zaman tapi sekaligus menyebarkan kedamaian dan kasih sayang diantara kita," kata Wakil Presiden Boediono saat membuka Simposium Internasional II Pemberdayaan Madrasah dalam Konteks Global di Jakarta, Selasa malam.
Wapres mengharapkan madrasah tidak menjadi tempat penyebaran benih-benih kebencian dan ajaran yang sempit dan memonopoli kebenaran.
Wapres dalam kesempatan tersebut juga mengungkapkan, keberadaan madrasah dapat menjadi salah satu motor penjaga moral dalam dunia pendidikan menangkal dampak negatif dari era globalisasi.
"Karena kemunculan madrasah sendiri inheren memiliki karakter dan identitas keagamaan sehingga madrasah difungsikan sebagai penjaga moral sekaligus pusat pendidikan karakter," kata Wapres seraya menambahkan juga mampu berkompetisi dalam dunia global.
Menteri Agama Suryadharma Ali dalam kesempatan tersebut mengatakan, madrasah di Indonesia kini justru menjadi lawan dari upaya penyemaian radikalisme dan terorisme di kalangan generasi muda.
"Kenyataannya madrasah kini merupakan lembaga pendidikan yang mengajarkan toleransi, demokrasi, civic education, sains dan teknologi," katanya. Madrasah terus berusaha dengan melakukan adaptasi dan inovasi dalam menghadapai era globaliasai.
"Pendidikan madrasah tidak pernah canggung menghadapi perubahan zaman," katanya.
Ia menambahkan, hingga kini telah terdapat 44 ribu lebih baik swasta maupun negeri yang tersebar di berbagai daerah.
Pemerintah, menurut dia, saat ini juga mengembangkan madrasah aliyah unggulan merespon perkembangan zaman. Setidaknya telah berdiri tiga madrasah unggulan, Insan Cendekia, yang berada di Serpong, Gorontalo dan Jambi. Rencananya akan terus dikembangkan menjadi 19 madrasah.