Kamis 05 Sep 2013 20:15 WIB

Gerakan Nasional Membangun Karakter Siswa Diresmikan

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Heri Ruslan
 Siswa melaksanakan upacara di lapangan SDN 05 Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Senin (15/7).     (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Siswa melaksanakan upacara di lapangan SDN 05 Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Senin (15/7). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perihatin dan peduli pada pembangunan karakter siswa, Gerakan Nasional Membangun Karakter Siswa Indonesia (Meksi), diresmikan di Seskoal, Kamis, (5/9).

Menurut Ketua Meksi, Willy Susilo, gerakan ini dibentuk sebagai respon positif pada program pembangunan karakter yang di buat oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

''Kami organisasi sosial bersifat swadaya dan nirlaba. Kami akan membantu pengembangan metodologi pendidikan karakter,'' ujar Willy di acara Peresmian Meksi.

Menurut Willy, gerakan ini sudah dideklarasikan untuk menunjukkan komitmen bersama. Tujuannya, untuk membangun karakter siswa agar bisa mendukung program pemerintah dalam membangun karakter siswa. Gerakan nasional ini, sasarannya siswa karena dinilai strategis. Dalam kurun 20 tahun ke depan, mereka akan ada di masyarakat.

''Kalau dari sekarang siswa itu digembleng, 20 tahun lagi mereka akan punya integritas yang tinggi, ketahanan, dan keunggulan,'' katanya.

Selain siswa, kata dia, target untuk gerakan ini adalah para pendidik sebagai pelaku utama. Guru, harus memasukkan unsur karakter dalam proses pembelajaran. Meksi, ingin fokus memberdayakan para pendidik dangan merangkul semua komponen bangsa. ''Yang bisa mentransformasikan ke anak didik kan guru,'' katanya.

Bentuk pemberdayaan pendidik tersebut, kata dia, berupa pelatihan yang program kerjanya akan disusun lima tahun sekali. Di pelatihan tersebut, semua guru akan memperoleh pengetahuan tentang pendidikan karakter. ''Kami juga menggelar seminar nasional, lalu seminar internasional untuk menghimpun semua pengetahuan yang dibutuhkan,'' katanya.

Bentuk program yang lainnya, kata dia, di antaranya, menyelenggarakan program penganugerahan kepada figur yang berprestasi pada konteks pendidikan karakter, memberikan bantuan penyedian materi atau buku pendidikan karakter dan lain-lain.

Sementara menurut Dirjen Pendidikan Menangah Kemendikbud, Achmad Jazidie, pihaknya sudah membentuk satu tim yang mengkoordinasikan bersama strategi gerakan pembentukan karakter dan sosialisasi ke sekolah-sekolah dan  masyarakat. ''Yang penting, partisipasi masyarakat itu sangat penting. Optimistis, gerakan ini bisa menuai sukses yang besar,'' katanya.

Di kurikulum 2013, kata dia, setiap mata pelajaran yang diberikan ke siswa tidak hanya mengembangkan pengetahuan. Namun, membangun kopetensi sikap, keterampilan, pengetahuan. Jadi, tidak ada, satu mata kuliah atau pelajaran pun judulnya pendidikan karakter. ''Pendidikan karekater, dibangun di setiap pelajaran dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, di rumah, sekolah dan masyarakat,'' katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement