Jumat 13 Dec 2013 09:44 WIB

'Pendidikan di Indonesia Sedang Sakit Jiwa'

Rep: Mohammad Akbar/ Red: Karta Raharja Ucu
Berdasarkan undang-undang Nomor 15 tahun 2013, anggaran pendidikan mendapatkan persentase sebesar 20 persen dari total belanja negara
Foto: ANTARA FOTO/R. Rekotomo
Berdasarkan undang-undang Nomor 15 tahun 2013, anggaran pendidikan mendapatkan persentase sebesar 20 persen dari total belanja negara

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Guru besar Universitas Negeri Malang, I Nyoman S Degeng, berpendapat pendidikan Indonesia sedang memasuki fase kirisi. Hal itu tercermin dari rasa tidak percaya terhadap segala sesuatu.

"Ini adalah fenomena kejiwaan, pendidikan kita tengah (mengalami) sakit jiwa," kata I Nyoman saat berbicara pada diskusi bertajuk Refleksi Pendidikan Akhir Tahun FKIP UMM di Universitas Muhammadiyah Malang.

I Nyoman mengatakan, kebiasaan yang terjadi dalam pembelajaran di Indonesia adalah mencari yang salah, bukan mencari yang benar. Ia mencontohkan bagaimana pekerjaan dosen dan guru yang mengoreksi tugas peserta didik. "Padahal mengoreksi itu kan mencari-cari kesalahan," tuturnya.

Paradigma pendidikan semacam itu, melahirkan rasa curiga pada tiap dimensi hidup. Polisi curiga pada pengemudi kendaraan bermotor, atasan curiga pada bawahannya, orang tua curiga pada anaknya, demikian pula rakyat curiga pada pemimpinnya.

"Itu gara-gara guru terbiasa ngajari siswa jadi sosok penuh curiga," ujarnya dalam siaran pers yang diterima ROL.

Nyoman lantas mencontohkan Finlandia sebagai negara yang dikenal memiliki kualitas pendidikan nomor satu di dunia. Di negara itu, menurutnya, interaksi antarindividu senantiasa didasarkan atas rasa saling percaya.

Selain rasa tidak percaya dan saling curiga, fenomena kejiwaan lain yang menjangkiti bangsa ini adalah perasaan mudah bimbang serta gampang khawatir dan tak sabar.

"Filosofi pendidikan kita sudah sangat bagus, jika saja bangsa ini jiwanya sehat, tuntaslah masalah pendidikan bangsa," katanya mengakhiri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement