REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -— Upaya pengembangan dunia pendidikan khususnya penanganan sekolah rusak dan pengembangan riset di Indonesia bakal terus meningkat. Ini terjadi menyusul adanya penandatanganan perjanjian Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melakukan penandatanganan perjanjian pendanaan riset dan rehabilitasi fasilitas pendidikan.
Pendanaan riset LPDP diberikan kepada dua proposal periset dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Proyek riset tersebut berkaitan dengan proyek mobil listrik nasional (Molina).Sementara untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan ditujukan kepada Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Benar Meriah, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Sarana pendidikan di kedua tempat tersebut rusak karena diterjang gempa pada 2012 lalu.
Direktur LPDP Eko Prasetyo mengatakan, LPDP memang fokus pada penyaluran dana riset pembangunan Indonesia. ‘’Riset yang didanai bersifat komersial sekaligus strategis bagi masa depan Indonesias,’’ ujar dia kepada wartawan, saat acara MoU pendanaan riset dengan ITB dan rehabailitasi fasilitas fisik untuk dua kabupaten di Aceh, di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Selasa (24/12).
Menurut Eko, awalnya ada 595 proposal riset yang diajukan ke LPDP, namun, hanya 40 riset yang lolos. Dari jumlah tersebut baru sebanyak tujuh proposal riset yang telah melakukan penandatanganan perjanjian pendanaan riset.Sementara untuk pendanaan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak ditujukan untuk dua kabupaten di Aceh. ‘’Kegiatan perbaikan sekolah bisa dilakukan awal 2014,’’ ujar dia. Sehingga bangunan tersebut bisa digunakan pada awal ajaran baru mendatang.