REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono mengakui penyerapan program bantuan siswa miskin (BSM) sampai sekarang memang masih kurang.
"Untuk BSM, ada yang kesulitan dalam penyerapannya. Ini (penyerapan, red.) yang terus dikejar oleh sekolah. Padahal bukan hanya sekolah, masyarakat pun bisa mengusulkan," katanya di Semarang, Sabtu.
Hal itu diungkapkan Agung yang juga Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar tersebut usai Konsolidasi dan Pembekalan Caleg DPRD Kabupaten/Kota, Provinsi, dan DPR RI Partai Golkar dari Unsur Kosgoro 1957 se-Jawa Tengah.
Menurut dia, pihaknya berharap seluruh pihak, termasuk organisasi kemasyarakatan, seperti Kosgoro ikut membantu agar penyerapan BSM bisa maksimal dengan mengusulkan warga miskin di sekitarnya menjadi penerima.
"Karena itu, kami minta ormas juga ikut membantu, termasuk Kosgoro. Kalau ada rumah tangga miskin (RTM) yang ada di wilayahnya segera usulkan ke dinas pendidikan setempat untuk menerima BSM," kata Agung.
Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenko Kesra Sujana Royat menambahkan penyerapan BSM sejauh ini memang masih kurang, yakni baru terserap sekitar 60 persen.
Ia menjelaskan BSM yang merupakan bantuan pendidikan untuk siswa miskin terbagi dua, yakni untuk sekolah umum melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan sekolah agama lewat Kementerian Agama.
"'Nah', untuk sekolah-sekolah agama, seperti madrasah tsanawiyah, dan sebagainya inilah yang belum banyak terserap. Persoalannya pada pendataan. Karena itu, perlu bantuan berbagai pihak," katanya.
Besaran BSM, yakni sebesar Rp225 ribu/semester/anak atau Rp450 ribu/tahun/anak untuk jenjang SD, kemudian Rp375 ribu/semester/anak untuk jenjang SMP, dan Rp500 ribu/semester/anak untuk jenjang SMA.
Keberadaan BSM, kata Sujana, memang sangat membantu bagi kalangan warga miskin dalam membiayai pendidikan anak-anaknya sehingga perlu didukung seluruh pihak untuk memaksimalkan tingkat penyerapannya.