Rabu 29 Jan 2014 17:50 WIB

Ratusan Pelajar Kudus Belajar di Pengungsian

Anak-anak SD belajar di sekolah darurat gempa di Desa Puro'o, Kecamatan Lindu, Sulawesi Tengah.
Foto: Antara
Anak-anak SD belajar di sekolah darurat gempa di Desa Puro'o, Kecamatan Lindu, Sulawesi Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID,KUDUS--Ratusan siswa sekolah dasar di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terpaksa belajar di sejumlah pengungsian karena tempat tinggalnya sedang dilanda banjir.

Aktivitas belajar mengajar para siswa tingkat SD yang berada di pengungsian itu terlihat di GOR Wergu Kudus yang menampung 82 siswa SD, 41 siswa SMP, dan 22 siswa SMA, Rabu.

Di lokasi pengungsian tersebut, juga terdapat balita 51 orang dengan jumlah pengungsi sebanyak 496 orang yang berasal Desa Karangrowo, Wates, Ngemplak (Kecamatan Undaaan), Payaman dan Kirig (Kecamatan Mejobo).

Puluhan siswa tingkat SD dan SMP yang ikut belajar mengajar dengan cara lesehan tersebut, terlihat cukup antusias mendengarkan salah seorang guru dari SD 3 Wergu Wetan, Kecamatan Kota, Kudus yang kebetulan mendapatkan giliran mengajar di pengungsian GOR Wergu Kudus hari ini (29/1).

Bahkan, anak balita juga ikut serta mengikuti kegiatan belajar mengajar yang lebih difokuskan pada bimbingan konseling.

"Siswa yang berada di tempat pengungsian untuk sementara memang belum bisa diberikan mata pelajaran seperti halnya di sekolah. Saat ini, masih difokuskan pada bimbingan konseling guna mengembalikan trauma mereka," kata guru SD 3 Wergu Wetan Kudus Eva Yuliana di Kudus, Rabu.

Ia khawatir jika langsung menyampaikan materi pelajaran di sekolah, akan membebani mereka yang saat ini masih memikirkan kondisi rumahnya yang dilanda banjir.

"Materi pelajaran yang disampaikan juga tidak spesifik," ujarnya.

Fitri Handayani (10), pengungsi yang ikut kegiatan belajar mengajar mengaku senang di pengungsian masih ada proses kegiatan belajar mengajar meskipun tanpa dilengkapi dengan buku pelajaran maupun papan tulis.

"Saya memang khawatir jika terlalu jauh ketinggalan mata pelajaran dengan siswa SD lainnya," ujar Fitri yang masih duduk di kelas IV SD.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Kudus Hadi Sucipto mengungkapkan bahwa sejak ada warga yang mengungsi, setiap UPT Pendidikan memang diinstruksikan untuk menjadwalkan guru tingkat SD mengajar di lokasi pengungsian.

"Setiap harinya, ada guru yang bertugas mengajar di sejumlah pengungsian, terutama untuk siswa SD," ujarnya.

Sementara itu, untuk siswa SMP atau sederajat maupun siswa SMA atau sederajat, kata dia, masih bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Dengan adanya kegiatan belajar mengajar di pengungsian, dia berharap para siswa tidak terlalu jauh ketinggalan mata pelajaran di sekolah. "Untuk tahap pertama, lebih difokuskan pada terapi mental. Jika dinilai cukup, bisa dilanjutkan materi pelajaran di sekolah," ujarnya.

Selain itu, kata dia, UPT Pendidikan setempat juga dipersilakan mengatur lokasi kegiatan belajar mengajar para siswa yang ada di pengungsian, termasuk kemungkinan ditampung di SD terdekat.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement