REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Pelaksanaan kurikulum 2013 di Kabupaten Semarang –yang secara serentak bakal dilaksanakan mulai Juli tahun ini-- masih dibayangi sejumlah persoalan. Terutama persoalan yang berkaitan dengan kesiapan sarana- prasarana (sarpras) pendukung, seperti buku- buku pelajaran maupun tenaga pengajar.
Hal ini terungkap dari hasil evaluasi pelaksanaan kurikulum 2013 yang sudah dilaksanakan di sejumlah SMA dan SMK sasaran di Kabupaten Semarang. “Masih ada sejumlah kendala dalam implementasi kurikulum 2013 di lapangan,” jelas Kabid SMA/SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Taufiqurrahman, Jumat (31/1).
Ia mengatakan, kurikulum 2013 sudah diujicobakan penerapannya, di kelas X pada sejumlah sekolah yang ada di Kabupaten Semarang. Masing- masing di SMAN 1 Ungaran, SMAN 1 Ambarawa; SMAN 1 Tengaran, SMKN 1 Bawen, SMA Islam Sudirman Ambarawa, SMK Widya Praja Ungaran, serta SMK Telekomunikasi, Tengaran.
Dari pelaksanaan ini, pihaknya telah melakukan evaluasi hingga terungkap sejumlah persoalan yang masih terjadi di lapangan. Di luar permasalahan sarana dan prasarana ini, tambahnya, juga masih muncul kendala teknis dalam pelaksanaan di lapangan.
Khususnya terkait dengan pengaturan pada mata pelajaran pilihan lintas minat dan atau pendalaman minat yang berlaku pada kelas X.
Ia mencotohkan, jika siswa IPA ambil program IPS seperti bahasa. Jika peminatnya banyak dan semua ambil pelajaran tersebut kelasnya penuh. Sebaliknya kalau hanya ada satu siswa yang mengambil mata pelajaran lintas minat ini menjadi tidak efisein, karena satu guru mengajar satu siswa. “Jika ini tidak diatur secara baik, maka ruang kelas tidak cukup atau justru akan menjadi tidak efisien,” tegas Taufiq.