REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memastikan pihaknya segera memanfaatkan dana khusus untuk merenovasi sekolah-sekolah yang rusak akibat bencana alam agar proses belajar dan mengajar tetap bisa terlaksana.
"Begitu Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan daerah terkena bencana alam, baik gempa bumi ataupun banjir besar sebagai daerah aman, maka dana untuk merenovasi sekolah-sekolah yang rusak sudah langsung bisa disalurkan," kata Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat (PIH) Kemendikbud Ibnu Hamad di Jakarta, Rabu.
Ibnu Hamad mengemukakan hal itu menjawab pertanyaan soal banyaknya sekolah yang rusak akibat terkena bencana alam seperti di Sinabung, Provinsi Sumatera Utara dan banjir besar di Manado.
"Kami tidak saja membangun kembali sekolah-sekolah yang rusak, tetapi juga melengkapinya dengan peralatan seperti sedia kala, termasuk juga pembenahan lingkungan," kata guru besar Universitas Indonesia itu.
Menyinggung soal asal dana bantuan tersebut, ia menjelaskan berasal dari dana abadi Kemendikbud. Dana abadi itu sendiri berasal dari dana yang disisihkan dari 20 persen anggaran pendidikan nasional.
"Dana abadi itu sendiri saat ini mencapai Rp 11 triliun yang diperuntukkan bagi tiga kegiatan, yaitu riset strategis, beasiswa bagi warga negara unggulan atau berprestasi, serta dana bencana,"" katanya.
Ia melanjutkan, pihaknya juga menyalurkan dana sebesar Rp11 miliar untuk para siswa dan guru-guru yang menjadi korban bencana alam dalam bentuk Tabanas.
"Untuk Sinabung, Kemedikbud juga merencanakan relokasi sekolah-sekolah yang rawan terkena bencana ke daerah tertentu yang selanjutnya dibuatkan sekolah terpadu mulai dari tingkat TK sampai sekolah lanjutan atas (SMA)," kata Ibnu Hamad.
Fasilitas lainnya yang juga disiapkan adalah dana untuk kegiatan bimbingan dan konseling bagi para siswa dan para guru yang traumatic akibat bencana.