REPUBLIKA.CO.ID, KARO—Proses belajar mengajar di bidang pendidikan Kabupaten Karo, Sumatera (Sumut) tetap berjalan di tengah penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung. Diketahui, ada sedikitnya 5.945 anak pengungsi Sinabung yang berstatus pelajar.
Dari data Dinas Pendidikan (Disdik) Karo, ribuan siswa itu terbagi dalam 2941 siswa SD, 2041 SMP, 764 SMA, dan 208 SMK.
Seluruh pelajar berasal dari empat kecamatan yang terkena dampak erupsi Sinabung, yakni Payung, Namatran, Simpang Empat, dan Tiganderket.
Kepala Media Center bencana Sinabung, Jhonson Tarigan mengatakan jumlah tersebut berasal dari puluhan sekolah yang sudah dinyatakan rusak.
Selain ada yang hancur, lokasi sekolah itu juga berada di jangkauan erupsi panas dan abu vulkanik Sinabung. “Kurang lebih 33 sekolah dinyatakan tertutup dan dilarang,” kata PNS Kabupaten Karo ini Rabu (12/2).
Dia mengatakan, para pelajar yang tersebar di 43 pos pengungsian ini tetap mendapatkan haknya sebagai siswa. Proses belajar mengajar mereka dipindahkan ke sekolah di wilayah lain Tanah Karo yang jauh dari jangkauan erupsi Sinabung.
Dari keterangannya, para pelajar diberikan fasilitas antar jemput untuk menuju sekolah baru mereka. Proses belajar sendiri dimulai siang hingga sore hari bergantian dengan siswa asli dari sekolah tempat para pelajar pengungsi menumpang.
“Disediakan truk tentara untuk antar jemput mereka, tentu saja titik-titik berkumpulnya sudah dintentukan,” ujar dia.
Sementara itu, terkait program pemerintah setempat mengenai pendidikan para pengungsi, Kepala Disdik Karo, Sastra Tarigan mengatakan, jajarannya masih melakukan pendataan mendalam terkait jumlah sekolah rusak.
Sampai saat ini, kategori sekolah rusak ringan, sedang, hingga berat belum bisa diketahui pasti mengingat kondisi Gunung Sinabung yang masih awas.
“Yang jelas untuk sekolah rusak segera dilakukan perbaikan, dan relokasi untuk sekoalah yang hancur dan berdiri di radius 5 Km Sinabung,” ujar Sastra di Kabanjahe Rabu.
Selain itu, kata dia, Pemerintah Kabupaten Karo juga memberikan perhatian khusus bagi pelajar yang saat ini akan menghadapi Ujian Nasional (UN).
Dia mengatakan, para pelajar tingkat akhir di setiap jenjang pendidikan khususnya SMP dan SMA diberi bimbingan belajar (bimbel) gratis. Kegiatan bimbel yang berlangsung Sabtu dan Minggu itu dilakukan di tujuh lokasi.
Untuk jenjang SMP berjumlah 483 siswa disiapkan empat lokasi yaitu SDN Tanjung, SMPN 1 Tigabinanga, Lapangan Open Stage Pesta Mejuah-juah Berastagi, dan Aula Yonif 125 Simbisa.
“Untuk jenjang SMA berjumlah 208 siswa disiapkan tiga lokasi yaitu Aula Yonif 125 Simbisa, SMAN 1 Tigabinanga dan SDN Jandi Meriah,” kata dia.
Bimbel gratis ini, lanjut dia, sudah dimulai sejak Sabtu pekan lalu dan akan terus bergulir hingga dua bulan ke depan. Para pembimbing bimbel ini merupakan mahasiswa yang berasal dari Univesitas Sumatera Utara (USU) dan Universitas Negeri Medan (Unimed).
Sekolah-sekolah Sinabung yang lokasinya berada dalam radius lima kilometer memang sudah hancur berantakan. Salah satu bangunan sekolah yang rusak parah ialah SDN 1 Sigarang-garang di Kecamatan Namantran.
Kerusakan total terlihat dari langit-langit yang runtuh akibat menopang berton-ton abu tebal. Sampai saat ini, bangunan sekolah itu dibiarkan luluhlantah dengan kondisi kotor berdebu abu vulkanik.