REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, dirinya sangat sedih masih ada pelajar yang melakukan tawuran. Hal itu disampaikan saat mengetahui seorang pelajar tewas terkena sabetan clurit saat terjadi aksi tawuran di jalan Raya Kemang-Bogor, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, antara siswa SMK Wiyata Kharisma dengan SMK Menara Siswa Bogor, Rabu (12/2).
Korban tewas atas nama Ade Sudrajat (16), siswa kelas 1 SMK Wiyata Kharisma. "Saya sangat sedih betul, masih ada tawuran yang jauh dari nilai-nilai pendidikan. Tawuran harus diberantas," kata Nuh di Jakarta, Kamis, (13/2).
Menurut Nuh, tidak mungkin siswa bisa membawa clurit ke sekolah untuk tawuran. "Saya kira mereka membawa benda tajam seperti clurit, tidak di sekolah, pasti clurit itu ditaruh di luar sekolah," katanya.
Di sekolah ada penjagaan, kata Nuh, jadi susah kalau untuk membawa benda tajam. "Pasti itu ditaruh di luar," katanya. Tawuran, terang Nuh, adalah aksi yang sangat dzolim. Kepala dinas pendidikan, kepsek harus turut bersama-sama melakukan pencegahan agar tawuran antar pelajar tidak sering terjadi.