Senin 17 Feb 2014 13:28 WIB

Dua Guru Berprestasi Indonesia Dikirim ke Australia

Red: Hazliansyah
Seorang guru sedang mengajar para siswa. (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Seorang guru sedang mengajar para siswa. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua guru berprestasi dari Jakarta akan diberangkatkan untuk mengikuti pelatihan di Australia. Keduanya adalah Dewi Meriani (SMAN 33) dan Budie Dwitama (SMAN 16).

Mereka akan mendapat pelatihan bersama guru-guru berprestasi lainnya dari seluruh dunia, di kantor Promethean di Melbourne, Australia. Diharapkan mereka dapat bertukar pikiran dan memahami perkembangan teknologi kini yang kian memudahkan proses belajar mengajar.

Dewi dan Budie terpilih setelah karya masing-masing berjudul "System Respirasi" dan "Hardware & Software" mendapat penghargaan.

Hadir dalam acara penyerahan penghargaan pada Jumat (14/2) lalu di Hotel Sultan, Jakarta, sejumlah pejabat pemerintah seperti Walikota Jakarta Pusat dan Ketua Kejaksaan Tinggi Jakarta, tokoh masyarakat Rizal Ramli, para pengusaha seperti Harry Lo, Direktur Utama Offistarindo Adhiprima dan Rina Aditya Sartika SE, Direktur Utama PT Astri Cahaya Gemilang. Sementara dari pihak Promethean UK diwakili oleh Magnus Bengtsson dan Alex Chua.

Harry Lo mengatakan, teknologi berbasis pendidikan sangat diperlukan para guru, agar pengetahuan mereka berkembang dalam skala dunia.

"Dengan teknologi terbaru dalam bidang pendidikan seperti Interactive Whiteboard, proses belajar mengajar antara siswa dengan pengajar atau dosen semakin mudah dan siswa makin mudah mengerti pelajaran tersebut," kata Harry dalam keterangan tertulis yang diterima ROL, Senin (17/2).

Kebutuhan akan adanya tenaga pengajar yang berprestasi juga menjadi perhatian kalangan swasta. Karena itulah pihaknya yang merupakan distributor peralatan pendidikan berbasis teknologi dan Promethean UK ini memfasilitasi keberangkatan keduanya ke Australia.

Bukan kali ini saja, guru-guru berprestasi di Indonesia dikirim untuk mengikuti serangkaian pelatihan pendidikan berbasis teknologi di manca negara. Pada 2012 dan 2013 juga dilakukan pengiriman guru berprestasi ke Singapura dan baru 2014 ini ke Australia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement