REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pemberdayaan SMK Kemendikbud Mustaghfirin Amin mengatakan model pendidikan di SMK saat ini ada tiga macam. Yakni, ada yang dua hari belajar di sekolah, empat hari bekerja di industri. Ada yang seminggu belajar di sekolah, seminggu bekerja di industri.
Dan, model yang paling banyak, satu semester belajar di sekolah, satu semester bekerja di industri. “Model yang terakhir ini banyak dilakukan karena tidak semua wilayah di Indonesia terdapat banyak perusahaan seperti di Pacitan, susah mencari tempat magang. Makanya mereka harus magang di tempat lain,” ujar Mustaghfirin, Rabu (19/2).
Sedangkan model pembelajaran dua hari belajar di sekolah, empat hari bekerja di industri, terang Mustaghfirin, hanya bisa dilakukan di kota-kota besar seperti Jakarta dan Semarang yang memiliki banyak perusahaan dan industri.
Jurusan yang paling diminati siswa SMK, kata Mustaghfirin, antara satu kota dengan kota lainnya itu berbeda-beda. Di Jakarta jurusan yang paling diminati antara lain Information and Communications technology (ICT), tata boga, perhotelan, otomotif. Di Jepara dan Semarang paling diminati jurusan perkayuan, di Yogyakarta paling diminati jurusan seni musik, seni karawitan. Sedangkan di Subang juruan pertanian yang paling diminati.
SMK, ujar Mustaghfirin, perlu ditingkatkan mutunya dengan pemberian fasilitas yang memadai sebagai sarana belajar. “Agar mutunya meningkat SMK juga sering mengundang guru tamu dari tenaga profesional di bidang industri untuk mengajar,” ujarnya.