REPUBLIKA.CO.ID,JAYAPURA--Meskipun sudah banyak guru yang besertifikasi, hingga saat ini dirasa belum dapat menjamin peningkatan kualitas pendidikan bagi generasi muda di Papua.
Wakil Ketua PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) Provinsi Papua Marthen Taniti mengatakan bahwa meskipun untuk sementara ini belum ada perubahan ke arah perbaikan, tetapi semangat untuk bekerja dan melaksanakan tugas di tempatnya masing-masing sudah ada.
"Dengan adanya sertifikasi ini sebenarnya sudah memberikan harapan bagi para guru," katanya kepada Antara di Jayapura, Kamis.
Menurut dia, keberadaan sertifikasi ini sangat membantu menupang kesejahteraan guru yang selama ini dipantau oleh PGRI.
"Misalnya saja ada guru yang menjadi tukang ojek untuk menambah penghasilan, namun dengan adanya tunjangan guru karena sertikasi ini dapat membantu mereka memenuhi kebutuhannya," urainya.
Tidak hanya itu, Marthen menjelaskan, ke depan masalah tunjangan guru yang dikawal PGRI diharapkan dapat diselesaikan secara baik sehingga guru yang tidak mampu dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Permasalahan sertifikasi ini tidak hanya terjadi di Kota Jayapura, namun di semua wilayah," katanya.
Ketika disinggung mengenai besaran tunjangan yang diterima guru yang telah besertifikasi, Marthen mengungkapkan bahwa besarannya mencapai satu kali gaji guru.
"Sedangkan untuk jumlah guru yang sudah bersertifikasi di Provinsi Papua, sudah mencapai puluhribuan. Pasalnya di Kota Jayapura saja, jumlah guru yang sudah besertifikasi mencapai 4 ribuan lebih," katanya.