Senin 24 Feb 2014 15:04 WIB

Bisakah Pemerintah Jaga Kerahasiaan Soal UN?

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Muhammad Hafil
Mendikbud  Mohammad Nuh
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Mendikbud Mohammad Nuh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, selain ketepatan waktu dalam pendistribusian naskah soal-soal UN, kerahasiaan soal UN juga mutlak dijaga. 

"Kerahasiaan soal UN merupakan tingkat yang paling krusial untuk dijaga. Tidak boleh ada kebocoran soal, saya kira masing-masing perusahaan pemenang tender sudah mengetahui hal ini," kata Nuh di Jakarta, Senin, (24/2).

Menurut Nuh, faktor keamanan dan kerahasiaan naskah soal UN, dari percetakan hingga pendistribusian  ke provinsi harus dijaga. Pencetakan juga dilakukan lebih awal agar  panitia di daerah-daerah terutama yang jauh, seperti di Sulawesi bisa  lebih leluasa dalam  menyebarkan naskah  soal UN ke SMA dan SMP di tiap-tiap daerah.

Agar semua berjalan tepat waktu,  ujar Nuh, Kemendikbud melakukan  online monitoring ke setiap perusahaan percetakan. "Dengan online monitoring akan memudahkan untuk mencocokan laporan online dan kunjungan ke lapangan,"ujarnya.

Jumlah naskah, kata Nuh,  harus diteliti  betul ketepatannya. "Jangan sampai ada siswa yang kekurangan naskah, maupun ada yang kelebihan naskah," kata Nuh.

Pada pelaksanaan UN, ujar Nuh,  keamanan harus dijaga betul. Anak-anak juga lebih fokus mengerjakan soalnya sendiri sebab terdapat 20 variasi soal. 

"Begitu UN dilaksanakan dengan baik, tahap  krusial selanjutnya, pengumpulan lembar jawaban dengan  steril agar terbebas dari dugaan penyimpangan," terang Nuh.

Naskah soal UN yang sekarang, ujar Nuh, tidak seperti dulu yang  gampang robek, dihapus sedikit sudah robek."Sekarang menggunakan kertas 100 miligram  maka tidak mudah robek,"ujarnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement