REPUBLIKA.CO.ID,PONTIANAK--Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat, akan memberlakukan jam malam bagi siswa menjelang ujian nasional (UN) 14 April 2014 guna mencapai target 10 besar nilai tertinggi nasional.
"Jam sembilan malam siswa tidak boleh berkeliaran selama menjelang ujian. Satpol PP akan saya turunkan ke semua warnet (warung internet). Bahkan warnet kalau membiarkan anak-anak sekolah main akan saya tutup," kata Wali Kota Pontianak, Sutarmidji, Senin.
Pernyataan wali kota itu terkait dengan keinginannya agar ada pelajar dari Kota Pontianak yang bisa meraih prestasi 10 besar nasional saat UN 2014.
Berbagai upaya ditempuh untuk meraih target peringkat 10 besar nasional UN itu. Mulai dari mengirim guru-guru untuk studi banding di Bali yang kerap masuk 10 besar, hingga memotivasi siswa jelang menghadapi UN.
"Ada peningkatan siswa yang mengikuti motivasi. Nanti juga saya akan keliling di sekolah-sekolah negeri maupun swasta untuk memotivasi kembali karena siswa-siswa ini harus diberikan motivasi yang kuat supaya mereka mendapat hasil yang terbaik," kata Sutarmidji lagi.
Sementara pada UN 2013, target nilai tertinggi UN masuk 10 besar nasional belum tercapai, namun tak menyurutkan obsesi Wali Kota Pontianak.
Wali kota dua periode itu mengharapkan siswa Kota Pontianak menjadi salah satu yang meraih sepuluh besar.
Dia menjanjikan akan membiayai siswa baik dari sekolah negeri maupun swasta yang berhasil masuk sepuluh besar nasional hasil UN untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di mana pun yang diinginkan.
"Target saya tahun ini ada anak Pontianak yang masuk ranking sepuluh nasional," kata dia lagi.
Bagi yang masuk peringkat satu hingga lima besar, Wali Kota menjanjikan akan membiayai melanjutkan ke perguruan tinggi di negara manapun dan dalam strata apapun.
Sedangkan yang masuk peringkat enam hingga sepuluh besar, akan dibiayai untuk melanjutkan ke perguruan tinggi di seluruh Indonesia, katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pontianak, Mulyadi optimistis target 10 besar nasional hasil UN bisa tercapai. Pihaknya telah melakukan berbagai upaya dengan memberikan pembekalan dan bimbingan secara khusus kepada siswa yang akan menghadapi UN.
"Tahun lalu kita hanya mencapai 15 besar tapi tahun ini saya yakin ada yang masuk 10 besar," ungkapnya.
Mulyadi mengaku beralasan untuk optimistis, karena berdasarkan hasil input pendaftaran masuk SLTA terutama siswa-siswa yang akan menghadapi ujian tahun ini nilainya lebih bagus dari tahun-tahun sebelumnya.
"Jadi kita agak optimistis dan juga melihat hasil-hasil 'try out'. Mudah-mudahan ini merupakan suatu indikator yang baik untuk meningkatkan prestasi anak didik kita," katanya.