REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan seluruh sekolah di daerah setempat dapat menerapkan penggunaan uang elektronik atau "e-money" bagi siswa untuk bertransaksi.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Kadarmanta Baskara Aji di Yogyakarta, Ahad (2/3), mengatakan bersama Bank Mandiri sosialisasi "e-money" pada 2014 ditargetkan kepada 20 sekolah sebagai percontohan. "Nanti akan kami peruntukkan bagi seluruh sekolah di DIY tapi setelah ada evaluasi dari 20 sekolah sebagai percontohan," kata Aji.
Menurut dia, pengenalan e-money tersebut dapat memberikan pelajaran bagi siswa mengenai mekanisme bertransaksi aman. Penggunaan "e-money" dapat meminimalkan potensi kriminalitas dengan sasaran uang tunai.
Selain itu, menurut dia, penerapan "e-money" juga akan lebih mengenalkan siswa dengan dunia perbankan. Sebab dengan penggunaan fasilitas itu secara tidak langsung mereka telah bertransaksi dengan bank.
"Kami berpikir bagaimana nanti orang tua juga dapat memberikan uang saku siswa melalui "e-money". Jadi siswa nanti bayar sekolah pakai e-money, jajan di kantin pakai e-money, keperluan koperasi juga pakai e-money," kata dia.
Aji mengatakan dari 20 sekolah percontohan pengguna e-money tersebut untuk sementara dikhususkan bagi SMP hingga SMA.
"SD menurut kami belum terlalu penting untuk menggunakan e-money," katanya.
Sementara itu, untuk pengisian kartu e-money bagi siswa saat ini masih dibatasi dengan jumlah maksimal Rp 1 juta. "Dibatasi Rp 1 juta, namun tidak ada batas minimal. Seumpama kosong pun tetap masih dapat difungsikan lagi," kata dia.