Senin 03 Mar 2014 12:00 WIB

Sekolah Berbasis TI Sedang Digodok

Teknologi Informasi (ilustrasi)
Foto: tnea.in
Teknologi Informasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) sedang menggodok pelaksanaan program pemantapan Teknologi Informasi (TI) untuk tahun ajaran baru 2014 ini. Dirjen Pendidikan Menengah Kemdikbud, Achmad Zajidie mengatakan, tahun ajaran baru 2014 ini, pelaksanaan program pemantapan TI akan diujicobakan di lima daerah. ''Yang akan menjadi pilot project, antara lain Jambi, Malang, Nusa Tenggara Barat, Banjarmasin Kalimantan Selatan dan satu daerah lainnya,'' ujar Achmad Zajidie, Ahad (2/3).

Karakteristik pemantapan TI di sekolah akan berbeda-beda penerapannya. Achmad mengatakan, hal itu disesuaikan dengan karakteristik daerah terkait, kesiapan infrastruktur, guru dan teknologinya.

Dalam pelaksanaan teknisnya, jelas Achmad Zajidie, terdapat tiga tipe penerapan TI yang diterapkan secara berbeda-beda di sekolah-sekolah. Tipe pertama, merupakan tipe yang didominasi oleh sistem online dan penggunaan internet. Tipe kedua, penerapan yang seimbang antara tatap muka dan sistem online dan internet. Tipe ketiga, didominasi sistem tatap muka.

Rencana tersebut, tampaknya sejalan dengan wacana yang disampaikan mantan Presiden BJ Habibie, yakni mengembangkan sekolah terpadu tanpa kertas. Wacana ini disampaikan Habibie dalam acara Konvensi Pendidikan PGRI beberapa waktu lalu. Habibie mengatakan, bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri untuk mengembangkan sekolah yang tidak ada kertas lagi. ''Sebab, kalau ada kesulitan peljaran, siswa bisa berselancar di internet mencari jawabannya,'' kata Habibie, belum lama ini.

Menanggapi wacana tersebut, Achmad mengatakan, pendidikan tanpa kertas bukan berarti sistem belajar-mengajar yang tidak menggunakan kertas sama sekali. ''Maksudnya, akan lebih memantapkan dan meningkatkan penerapan TI di sekolah-sekolah,'' ujar Achmad.

Guna menunjang rencana tersebut, Achmad mengatakan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Yakni  content pembelajaran, infrastruktur dan guru.

Persiapan pemanfaatan TI tersebut, sudah disikapi Kemdikbud dengan menyiapkan Sekolah Menengah Atas Negeri Terbuka dengan konsep 'Virtual High School' (VHC). Direktur Pembinaan SMA Kemdikbud, Harris Iskandar, mengatakan, SMA Negeri Terbuka itu disiapkan bersama dengan pusat data di Pusat Teknologi dan Komunikasi (Pustekkom) Kemdikbud, di Ciputat, Tangerang.

Menurut Harris, persiapan dilakukan bersamaan dengan proses penyelesaian modul kurikulum 2013 yang diterapkan pada 2014. ''Kami berharap SMA Negeri Terbuka ini dapat dimanfaatkan oleh anak-anak usia sekolah atau masyarakat yang terpaksa putus sekolah karena harus membantu orang tuanya bekerja,'' kata Harris.

Sementara pakar pendidikan Arief Rachman Hakim, mengingatkan teknologi hanya alat untuk meningkatkan kualitas pendidikan, namun bukan tujuan penyelenggaraan pendidikan.

''Pendidikan di Indonesia harus tetap mengacu dan bertujuan sesuai dengan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Teknologi hanya alat untuk mencapai tujuan itu,'' ujar Arief.

Menurutnya, perkembang TI memang luar biasa untuk meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di level internasional. Namun pelaksanaannya harus dilakukan secara bertahap dan jangan diterapkan sekaligus secara serentak.

Pemerintah pun, lanjut Arief, harus merencanakan pendidikkan tanpa kertas itu secara matang dan serius. Jangan langsung diterapkan dengan konsep yang tidak matang dan rencana setengah-setengah. Menurutnya, Kemdikbud perlu membuat studi kelayakan terhadap rencana penggunaan TI dan penerapan sekolah tanpa kertas.

Tanpa studi kelayakan yang terencana, kata dia, wacana dan program ini ibarat 'tabrak lari' saja dan justru semakin menambah karut-marutnya pendidikan di Indonesia. Dia mengatakan, pemerintah perlu membuat semacam proyek percontohan terlebih dahulu khuususnya ke sekolah-sekolah yang sudah siap. ''Saya yakin ada beberapa sekolah tertentu di Indonesia yang sudah siap menerapkan sistem ini,'' kata Arief.  n C57 ed: andi nur aminah

Informasi dan berita lain selengkapnya silakan dibaca di Republika, terimakasih

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement